Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Dosen ULM Bangun Orchidarium Anggrek Meratus di Taman Biodiversitas Mandiangin

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Dosen ULM Bangun Orchidarium Anggrek Meratus di Taman Biodiversitas Mandiangin
Foto: (Sumber:Dr. Amalia Rezeki (paling kiri) bersama para mahasiswanya saat berada di Taman Biodiversitas yang kini dilengkapi orchidarium khas hutan Pegunungan Meratus)

Pantau - Dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Dr. Amalia Rezeki, membangun orchidarium bertema hutan Pegunungan Meratus di kawasan Taman Biodiversitas yang terletak di hutan hujan tropis Lembah Bukit Manjai, Mandiangin, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Konservasi Anggrek Langka Meratus

"Kawasan alam dibuat menyerupai habitat asli tumbuhan anggrek spesies khas hutan Meratus," kata Amel, sapaan akrab dari Amalia Rezeki, yang merupakan Dosen Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ULM.

Jenis anggrek yang dibudidayakan di orchidarium antara lain anggrek raksasa (Grammatophyllum speciosum), anggrek hitam (Coelogyne pandurata lindl), anggrek vanda Kalimantan (Vanda dearei), dan anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis).

Taman ini tidak hanya berfungsi sebagai kawasan koleksi anggrek, tetapi juga sebagai pusat konservasi, penelitian, dan wisata minat khusus.

Kawasan orchidarium dilengkapi dengan greenhouse yang berisi bibit-bibit anggrek dan fasilitas penunjang seperti pondok riset, gazebo, serta menara pantau sederhana.

Greenhouse tersebut dibangun dengan dukungan dari manajemen Bandara Internasional Syamsudin Noor.

Fasilitas-fasilitas ini menunjang kegiatan riset dan konservasi, sekaligus memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang datang.

Penghargaan untuk Tokoh Peranggrekan Lokal

Kawasan ini secara resmi dinamai Orchidarium Garden Silfrentine Magdalena Catootje, dan dijadikan sebagai Taman Tematik Anggrek Alam Meratus di Taman Biodiversitas.

Nama Silfrentine Magdalena Catootje diambil dari nama ibunda Ferry F. Hoesain sebagai bentuk penghargaan atas jasanya.

Ferry F. Hoesain dikenal sebagai pendiri Taman Biodiversitas dan juga tokoh perintis peranggrekan Kalimantan Selatan versi Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Kalimantan Selatan.

"Ibunya memberikan anggrek bulan yang saat itu Ferry masih berusia sekitar 10 tahun yang akhirnya Ferry menyukai bunga anggrek hingga sekarang," ungkap Amel, penerima penghargaan Kalpataru 2022 sebagai Penyelamat Lingkungan dari Pemerintah Republik Indonesia.

Ramadhan Jayusman, Kepala Pengelola Taman Biodiversitas, menyatakan bahwa Taman Biodiversitas dibangun sebagai kawasan penyangga sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan.

Taman ini berfungsi untuk melindungi spesies tumbuhan lokal yang terancam punah dan menjadi bagian dari upaya penyelamatan flora endemik yang memiliki tingkat ancaman kelestarian tinggi.

Penulis :
Gerry Eka