Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Dokter Paru Ingatkan Ancaman Gangguan Pernapasan pada Perempuan Perkotaan akibat Polusi dan Kebiasaan di Rumah

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Dokter Paru Ingatkan Ancaman Gangguan Pernapasan pada Perempuan Perkotaan akibat Polusi dan Kebiasaan di Rumah
Foto: (Sumber: Sebuah kereta penumpang bergerak di sepanjang rel dengan latar belakang gedung-gedung di tengah kabut asap dan polusi udara saat pagi hari, di Karachi, Pakistan, Senin (10/11/2025). ANTARA FOTO/REUTERS/Akhtar Soomro/rwa..)

Pantau - Konsultan senior kedokteran paru Rumah Sakit Amrita, Faridabad, dr. Sourabh Pahuja menjelaskan bahwa masalah pernapasan kini semakin umum dialami perempuan yang tinggal di kawasan perkotaan.

Polusi dan Kebiasaan di Rumah Jadi Pemicu

“Perempuan perkotaan saat ini melaporkan tingkat batuk kronis yang lebih tinggi, sesak napas yang tidak dapat dijelaskan, infeksi dada berulang dan tanda-tanda awal penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),” ungkapnya.

Polusi udara disebut sebagai salah satu ancaman terbesar, namun risiko lain juga berasal dari kebiasaan sehari-hari di dalam rumah.

“Meskipun polusi udara tetap menjadi ancaman yang diketahui, yang sering diabaikan adalah banyaknya kebiasaan sehari-hari di dalam rumah yang diam-diam menggerogoti kesehatan paru-paru jauh sebelum gejalanya terlihat,” ia menjelaskan.

Gangguan pernapasan dapat dipicu oleh ventilasi rumah yang buruk, penggunaan pembersih kimia secara berlebihan seperti pemutih dan pembersih semprot, serta paparan jangka panjang terhadap zat kimia dosis rendah.

Aerosol seperti deodoran semprot, penyegar udara, dan semprotan nyamuk turut melepaskan partikel halus yang dapat terhirup masuk ke paru-paru.

AC Berlebihan dan Kurang Gerak Memperparah Kondisi

Penggunaan AC secara berlebihan memperburuk kekeringan saluran pernapasan dan membuat paru lebih sensitif terhadap infeksi maupun alergen, terutama jika dikombinasikan dengan rutinitas bekerja dari rumah yang minim aktivitas fisik.

Paparan asap kendaraan bermotor dari lalu lintas perkotaan juga memperburuk kondisi pernapasan masyarakat.

Kebiasaan mengobati sendiri batuk dan pilek sambil mengabaikan gejala sesak napas serta menunda perawatan medis dapat menyebabkan keluhan berkembang menjadi penyakit kronis yang lebih serius.

Penulis :
Ahmad Yusuf