Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kemdiktisaintek Salurkan Bantuan Rp124,3 Miliar untuk Tanggap Darurat Bencana di Sumatera

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Kemdiktisaintek Salurkan Bantuan Rp124,3 Miliar untuk Tanggap Darurat Bencana di Sumatera
Foto: Kemdiktisaintek meninjau gudang bantuan pendidikan tinggi untuk disalurkan ke beberapa daerah terdampak Sumatera (sumber: Kemdiktisaintek)

Pantau - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyalurkan bantuan tanggap darurat bencana senilai Rp124,3 miliar untuk wilayah terdampak di Sumatera.

Bantuan tersebut terbagi dalam tiga program strategis, yaitu Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) sebesar Rp46,5 miliar, Penggalangan Dana Kemanusiaan sebesar Rp6,8 miliar, dan Bantuan Biaya Hidup bagi mahasiswa serta dosen terdampak sebesar Rp71 miliar.

"Pelaksanaan program tanggap darurat bencana dirancang agar bisa berjalan sesegera mungkin, namun tetap menjaga akuntabilitas," ungkap perwakilan Kemdiktisaintek.

Pelibatan Perguruan Tinggi dan Penggalangan Dana Nasional

Program Pengabdian kepada Masyarakat melibatkan 28 perguruan tinggi posko di wilayah terdampak dan 10 perguruan tinggi pendukung dari luar Sumatera.

Fokus kegiatan PkM mencakup asesmen kebutuhan lapangan, layanan kesehatan, pemulihan lingkungan, penyediaan sanitasi dan air bersih, dukungan psikososial, hingga distribusi logistik.

Program Penggalangan Dana Kemanusiaan melibatkan seluruh pegawai Kemdiktisaintek, Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), serta unit kerja lainnya di bawah kementerian.

Pengumpulan dana dilakukan melalui rekening resmi Diktisaintek Peduli berdasarkan arahan surat nomor 3224/DST/A/AK.00.07/2025.

"Informasi yang dikumpulkan secara berkelanjutan dari kampus posko sangat membantu pelaksanaan program tanggap bencana agar lebih efisien dan tepat sasaran," ia mengungkapkan.

Bantuan Biaya Hidup dan Kebutuhan Mendesak

Program Bantuan Biaya Hidup menjangkau 15.833 mahasiswa penerima Program Indonesia Pintar (PIP), 3.100 mahasiswa program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik), dan 554 dosen yang terdampak bencana.

Mahasiswa menerima bantuan sebesar Rp1.250.000 per bulan selama tiga bulan, sedangkan dosen mendapat bantuan Rp4.500.000 per bulan selama dua bulan.

Hasil asesmen dari kampus posko menunjukkan sejumlah kebutuhan mendesak di wilayah terdampak, seperti perahu karet, genset dan bahan bakar, alat penyaring air, sarana sanitasi darurat, serta akses menuju daerah terisolasi.

Permasalahan juga muncul akibat lumpur tebal di beberapa titik dan kekurangan obat-obatan serta alat kesehatan.

Kemdiktisaintek melakukan koordinasi harian secara intensif dengan LLDikti, kampus posko, dan kampus pendukung untuk memastikan respons cepat dan tepat sasaran.

Selain itu, pendataan dilakukan terhadap kerusakan infrastruktur pendidikan tinggi, termasuk fasilitas pembelajaran, laboratorium, gedung rusak berat, peralatan komputer, serta infrastruktur listrik dan jaringan internet.

Akses jalan menuju kampus juga banyak yang terputus akibat bencana.

Pendataan ini menjadi dasar dalam perencanaan program pemulihan dan revitalisasi sarana pendidikan tinggi secara bertahap setelah masa tanggap darurat berakhir.

Penulis :
Arian Mesa