
Pantau - Polda Metro Jaya melalui Bagian Psikologi Biro SDM menerjunkan tim pendampingan psikologis bagi keluarga korban kebakaran ruko di Jakarta Pusat pada Selasa (9/12).
Pendampingan Psikologis bagi Keluarga Korban
Upaya ini dilakukan sebagai respons cepat Polri untuk memastikan keluarga korban mendapatkan dukungan di tengah situasi yang penuh kecemasan dan ketidakpastian.
"Pendampingan dilakukan di RS Polri Kramat Jati sejak para keluarga mulai berdatangan untuk memastikan informasi terkait kondisi anggota keluarga yang menjadi korban," kata Adi Putra.
Sebanyak 10 personel terdiri dari psikolog dan konselor dikerahkan bekerja sama dengan Psikolog RS Polri untuk memberikan psychological first aid (PFA), dukungan emosional, serta penanganan awal psikologis.
"Kehadiran tim ini diharapkan dapat membantu keluarga tetap kuat saat menghadapi proses yang memerlukan ketenangan dalam setiap tahapannya," ujar Adi Putra.
Pendampingan diberikan agar keluarga tetap stabil secara emosional dalam menghadapi proses sensitif dan penuh tekanan.
"Komunikasi yang tepat dan pendampingan sejak awal sangat penting agar keluarga tidak larut dalam kecemasan," ucap Adi Putra.
Polda Metro Jaya memastikan keluarga korban mendapatkan ketenangan, pendampingan, dan dukungan psikologis selama menunggu informasi resmi terkait insiden.
Proses Identifikasi Korban dan Tekanan Psikologis
Proses identifikasi korban yang masih berlangsung dapat memberikan tekanan psikologis besar bagi keluarga yang menunggu kabar orang terdekat.
Pendekatan empatik, komunikasi terapeutik, dan pendampingan berbasis humanis menjadi metode utama dalam pemberian dukungan psikologis.
Polda Metro Jaya menegaskan komitmennya memberikan penanganan menyeluruh mulai identifikasi, dukungan medis, hingga pemulihan mental bagi keluarga, dan pendampingan dilakukan hingga seluruh proses selesai.
Hingga Selasa (9/12), RS Polri telah menerima 22 kantong jenazah dari lokasi kebakaran.
Tim DVI melakukan pemeriksaan primer dan sekunder untuk mengidentifikasi para korban.
Pada hari yang sama, tim DVI telah memeriksa 11 kantong jenazah dengan melibatkan ahli dari Biddokkes Polri, Polda Metro Jaya, RSCM, dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
- Penulis :
- Aditya Yohan








