
Pantau - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa pemerintah tengah melakukan pendataan terhadap cagar budaya dan museum yang rusak akibat bencana alam di berbagai wilayah Sumatra sejak akhir November 2025.
70 Lokasi Terdampak, Pemulihan Dilakukan Bertahap
Pendataan ini menjadi dasar penting dalam menyusun langkah rehabilitasi dan perlindungan terhadap warisan budaya nasional.
"Pada tahap awal kami mencatat sekitar 43 cagar budaya dan museum yang terdampak. Namun jumlah itu terus bertambah dan saat ini diperkirakan mencapai sekitar 70 lokasi," ujar Fadli Zon di Jakarta, Minggu (14/12/2025).
Objek terdampak mencakup cagar budaya tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional, termasuk masjid, gereja, makam bersejarah, dan museum.
Kementerian Kebudayaan telah menyiapkan anggaran untuk intervensi awal berupa pembersihan dan perbaikan ringan, yang akan dilakukan setelah masa tanggap darurat selesai.
Selain pemulihan bangunan, perhatian juga diberikan kepada pelaku budaya dan juru pelihara cagar budaya yang terdampak bencana.
Rehabilitasi Cagar Budaya Jadi Prioritas Pascabencana
Fadli Zon menegaskan bahwa pihaknya telah menggalang bantuan kemanusiaan senilai sekitar Rp1,5 miliar, yang akan disalurkan untuk kebutuhan dasar masyarakat terdampak seperti makanan dan pakaian.
"Cagar budaya bukan hanya bangunan, tetapi bagian dari identitas dan memori sejarah masyarakat. Karena itu pemulihannya menjadi bagian penting dari proses rehabilitasi pascabencana," ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya asesmen cepat dan terukur terhadap seluruh situs budaya yang terdampak banjir dan longsor di Sumatra.
Asesmen tersebut dibutuhkan agar proses pemulihan berjalan tepat sasaran dan terkoordinasi lintas pihak.
Proses rehabilitasi akan dilakukan secara bertahap, dengan tetap memperhatikan prinsip konservasi agar nilai sejarah dan keaslian situs tetap terjaga.
Pemerintah pusat juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal selama proses pemulihan berlangsung.
Fadli Zon menambahkan bahwa perlindungan cagar budaya di wilayah rawan bencana merupakan fokus jangka panjang Kementerian Kebudayaan.
"Termasuk melalui penguatan mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan agar dampak kerusakan dapat diminimalkan di masa mendatang," ujarnya.
- Penulis :
- Gerry Eka








