
Pantau - Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyerukan penghentian kekerasan akibat konflik bersenjata di Papua dan mendorong penerapan koridor kemanusiaan selama masa Natal hingga akhir tahun 2025.
Menurut Ketua Umum PGI, Pendeta Jacklevyn F Manuputty, konflik berkepanjangan di Papua telah menyebabkan korban jiwa dari masyarakat sipil maupun aparat keamanan, serta memicu gelombang pengungsian dalam jumlah besar.
"Berdasarkan data Dewan Gereja Papua, jumlah pengungsi akibat konflik bersenjata telah melampaui 100.000 orang," ungkapnya.
PGI menyoroti kondisi para pengungsi yang berada dalam situasi kemanusiaan yang kritis, tersebar di wilayah terpencil yang sulit dijangkau, dan mengalami keterbatasan akses terhadap pangan, layanan kesehatan, serta pendampingan pastoral.
"Tanpa adanya jaminan keamanan, upaya intervensi kemanusiaan tidak dapat dilaksanakan secara optimal dan berkelanjutan," ia mengungkapkan.
Perlindungan Sipil Harus Jadi Prioritas
PGI menyadari bahwa penyelesaian masalah Papua merupakan proses yang kompleks dan memerlukan waktu, dialog jujur, serta kerja sama dari semua pihak.
Meski begitu, organisasi ini menegaskan bahwa perlindungan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keselamatan warga sipil harus menjadi prioritas utama yang tidak dapat ditunda.
"Dalam terang perayaan Natal, kelahiran Yesus Kristus sebagai Sang Raja Damai, PGI mendorong penerapan koridor kemanusiaan sepanjang masa Natal hingga akhir tahun 2025," ungkapnya.
Tujuan dari koridor ini adalah untuk menjamin akses yang aman dan bebas hambatan bagi pelayanan kemanusiaan di wilayah-wilayah yang terdampak konflik.
PGI mengimbau kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata di Papua untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan menahan diri dari tindakan yang dapat memperparah penderitaan masyarakat sipil.
"Menegaskan pentingnya perlindungan terhadap pengungsi, terutama perempuan, anak-anak, lansia, dan kelompok rentan lainnya, agar penanganan pengungsian dilakukan secara aman, bermartabat, dan berkeadilan," tegasnya.
Dorongan Distribusi Bantuan Tanpa Diskriminasi
PGI juga mendorong pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk menjamin distribusi bantuan kemanusiaan, termasuk pangan, layanan kesehatan, serta pendampingan psikososial dan pastoral.
Bantuan tersebut harus menjangkau seluruh pengungsi tanpa diskriminasi.
"PGI mengajak gereja-gereja untuk mengingat dan mendoakan saudara-saudara yang menjadi korban konflik bersenjata di Papua dalam perayaan Natal," ujarnya.
PGI berharap, dengan adanya koridor kemanusiaan, pengungsi di Papua dapat merayakan Natal dalam suasana yang lebih aman dan manusiawi serta merasakan damai sejahtera yang sejati.
- Penulis :
- Arian Mesa







