
Pantau - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, resmi memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama tujuh hari hingga 29 Desember 2025, menyusul masih adanya wilayah terdampak yang memerlukan penanganan serius, terutama terkait pembersihan material longsor.
"Masa tanggap darurat kita putuskan diperpanjang karena menimbang masih ada sejumlah daerah yang perlu penanganan yang serius terkait pembersihan material longsor," ujar perwakilan Pemkab Pasaman Barat dalam keterangan resminya.
Longsor Susulan dan Retakan Bukit Masih Terjadi, Jalur Alternatif Disiapkan
Keputusan perpanjangan status darurat diambil setelah pengkajian bersama tim gabungan yang meninjau langsung kondisi wilayah terdampak.
Salah satu titik terdampak, yakni bekas longsor di Tinggam, Kecamatan Talamau, sudah dapat dilalui kendaraan roda dua, namun roda empat hanya bisa melintas jika menggunakan mobil dengan penggerak gardan dua.
Di wilayah Polong Anam Talu, Kecamatan Talamau, masih terjadi longsor susulan, sementara retakan bukit ditemukan di sejumlah titik seperti di Pasanggiang, yang berpotensi memicu longsor baru.
Kondisi tanah di sepanjang jalur Rimbo Kejahatan–Talu Talamau dilaporkan sangat labil dan diperburuk oleh dampak gempa tahun 2022.
"Ini perlu perhatian serius dan diminta pengendara harus ekstra hati-hati melewati jalur menuju Talamau apalagi jika hujan," imbau pemerintah daerah.
Sebagai langkah antisipatif, Pemkab juga meninjau jalur alternatif melalui Jembatan Panjang Kajai–Tembok Bangkok Talu Talamau, untuk digunakan jika longsor kembali terjadi.
Korban dan Kerusakan Meluas, Ribuan Hektare Lahan Terdampak
Berdasarkan data sementara, bencana di Pasaman Barat telah mengakibatkan:
5 orang meninggal dunia
3 orang hilang
5 orang luka-luka
268 orang mengungsi ke rumah sanak keluarga
Kerusakan infrastruktur dan fasilitas meliputi:
18 rumah rusak berat
16 rumah rusak sedang
38 rumah rusak ringan
11 rumah hanyut
11 sekolah terdampak
3 fasilitas kesehatan rusak
30 tempat ibadah terdampak
1 kantor pemerintah rusak
1.904 meter jaringan irigasi rusak
15 bendungan rusak
14 jembatan rusak
12 ruas jalan rusak
1.005 hektare lahan pertanian terdampak
12.071,5 hektare lahan perkebunan terdampak
Pemerintah daerah terus melakukan upaya pemulihan dan mitigasi, serta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana lanjutan.
- Penulis :
- Gerry Eka







