
Pantau - Sebanyak 41 bangunan puskesmas dan polindes di Kabupaten Aceh Timur mengalami kerusakan akibat banjir besar yang terjadi pada akhir November 2025, demikian disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Aceh Timur, Murhaban, pada Sabtu (27/12).
Lima Puskesmas Rusak Berat, Layanan Dialihkan
"Sebanyak 41 bangunan puskesmas dan polindes rusak akibat banjir akhir November 2025," ungkap Murhaban.
Kerusakan yang terjadi meliputi ruang pelayanan yang terendam, peralatan medis yang rusak, gangguan sistem listrik dan air bersih, serta kerusakan lainnya yang mengganggu operasional pelayanan kesehatan.
Dari total tersebut, lima puskesmas mengalami kerusakan berat, yakni yang berada di Kecamatan Lokop, Serbajadi, Peunaron, Ranto Pereulak, Pante Bidari, dan Matang Pudeng.
"Kondisi puskesmas di lima kecamatan tersebut tidak dapat berfungsi karena tertimbun lumpur tebal serta tumpukan kayu besar yang terseret banjir," jelasnya.
Untuk tetap menjaga akses layanan kesehatan, tenaga medis membuka layanan darurat dan mengalihkan pelayanan ke lokasi yang lebih aman.
"Prioritas kami adalah memastikan pelayanan kesehatan tetap berjalan, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, lansia, serta warga yang sakit di lokasi pengungsian," tambah Murhaban.
Ribuan Warga Terdampak, Penyakit Pascabanjir Ditangani
Saat ini, Dinkes Aceh Timur masih melakukan pendataan lanjutan, penilaian tingkat kerusakan, serta penghitungan kebutuhan anggaran untuk rehabilitasi dan perbaikan fasilitas kesehatan.
" Kami berharap dukungan dari pemerintah provinsi maupun pusat agar perbaikan fasilitas kesehatan dapat segera dilakukan, sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa kembali normal," ungkapnya.
Berdasarkan data sementara, banjir berdampak pada 288.311 jiwa dari 80.919 keluarga, tersebar di 444 gampong di 24 kecamatan.
Sebanyak 20.537 jiwa dari 5.241 keluarga di antaranya mengungsi ke 52 titik pengungsian.
Dinas Kesehatan telah mengerahkan tenaga medis untuk layanan keliling, melakukan pemeriksaan kesehatan para pengungsi, dan menangani penyakit pascabanjir seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, dan demam.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan puskesmas setempat, rumah sakit, serta lintas sektor untuk memastikan ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan tetap terpenuhi," ujarnya.
- Penulis :
- Gerry Eka








