
Pantau - Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanul Haq, menilai keputusan pemerintah Arab Saudi yang menunjuk hanya dua syarikah untuk melayani jamaah haji Indonesia tahun 2026 akan membuat pengawasan jauh lebih terfokus dan terukur.
"Kementerian Haji dan Umrah sudah menentukan bahwa dua syarikah akan melayani jamaah haji Indonesia di 2026," ungkap Maman.
DPR RI menyatakan siap untuk melakukan pengawasan langsung agar dua syarikah tersebut menjalankan amanah dengan memberikan pelayanan terbaik, serta tidak mengulang kesalahan dalam penyelenggaraan haji tahun 2025.
Evaluasi Lebih Mudah, Kesalahan Masa Lalu Jadi Pelajaran
Menurut Maman, pengurangan jumlah syarikah dari delapan menjadi dua akan mempermudah proses evaluasi dan pembenahan kebijakan teknis di lapangan.
Dengan jumlah yang lebih sedikit, syarikah akan lebih mudah diarahkan dan dikontrol.
Ia juga menyoroti beberapa permasalahan krusial yang terjadi pada penyelenggaraan haji 2025, seperti ketidakpastian hotel pada jam-jam awal kedatangan jamaah serta keterpisahan anggota keluarga dalam satu kloter.
“Beberapa hal yang terjadi, misalnya ketidakpastian hotel di beberapa jam pertama, termasuk juga keterpisahan anggota keluarga, itu tentu menjadi catatan penting kita,” jelasnya.
Biaya Haji Berkurang Tanpa Pungli
Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyampaikan bahwa skema baru dengan dua syarikah juga berhasil menekan biaya layanan haji tahun 2026.
"Alhamdulillah, biaya layanan yang dikelola oleh syarikah berhasil kita tekan lebih dari 200 riyal. Dari sebelumnya 2.300 riyal, tahun ini menjadi 2.100 riyal tanpa pungli dan tanpa manipulasi," ujarnya.
Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas layanan haji, tetapi juga efisiensi anggaran serta perlindungan terhadap jamaah Indonesia.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Tria Dianti







