Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

PDIP Klaim Jokowi-Ma'ruf Unggul 18,5 Juta Suara dari Prabowo-Sandi

Oleh Sigit Rilo Pambudi
SHARE   :

PDIP Klaim Jokowi-Ma'ruf Unggul 18,5 Juta Suara dari Prabowo-Sandi

Pantau.com - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei dianggapnya tidak pernah meleset lantaran telah bertumpu pada metode ilmiah.

Pihaknya mengklaim bahwa saat ini Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandi dengan margin angka lebih dari 18,5 juta.

"Sekali lagi terbukti bahwa QC tidak pernah meleset karena bertumpu pada metode ilmiah, dan sangat akurat, karena seluruh data diambil berdasarkan dokumen otentik C1 Plano. Hasilnya, kemenangan rakyat semakin mengukuhkan kepemimpinan Jokowi-KH Ma'ruf Amin dengan selisih suara diperkirakan lebih dari 18.5 juta suara," ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/4/2019).

Baca juga: PDIP Imbau Elite Politik Jujur Soal Perolehan Suara Pilpres, Sindiran?

Menurut Hasto, hasil pemilu serentak 2019 menunjukkan peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia berupa optimisme hadirnya pemerintahan yang semakin solid, efektif, dengan koalisi yang dibangun matang jauh sebelum tahapan pemilu berlangsung.

"Pemerintahan kedua Pak Jokowi tidak hanya makin efektif dan solid. Konfigurasi politik pun semakin matang dimana legitimasi yang diberikan rakyat ke Jokowi-KH Ma'ruf Amin senafas dengan kuatnya dukungan di DPR," ungkapnya.

"Simulasi berdasarkan quick count yang kami lakukan disetiap dapil DPR RI, maka Koalisi Indonesia Kerja setidaknya mendapatkan 349 kursi atau 60,7 persen. Suatu dukungan yang akan memperkuat sistem presidensial. Selamat buat Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin," lanjutnya.

Baca juga: PDIP Rajai Pemilu 2019 Versi Quick Count Indo Barometer

Atas dasar kuatnya legitimasi rakyat dan parlemen tersebut, maka menurut Hasto, berbagai isu yang dikembangkan pihak-pihak tertentu yang mencoba melakukan gerakan menghasut rakyat pasti akan berhadapan dengan kekuatan rakyat.

Kata Hasto, mereka yang berteriak terjadi kecurangan merupakan hal yang biasa terjadi dalam pilkada, pileg dan pilpres. Semuanya bagian dari dinamika pemilu.

"Kita move on saja. Saatnya bicara Indonesia ke depan, bagaimana struktur kabinetnya, apa skala prioritas kebijakan Pak Jokowi dan lain-lain," tandasnya.

Penulis :
Sigit Rilo Pambudi