Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Dan Akhirnya Mahfud MD pun Meminta Maaf

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Dan Akhirnya Mahfud MD pun Meminta Maaf

Pantau.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD akhirnya melontarkan permintaan maaf terkait pernyataannya yang menyebutkan ada beberapa provinsi yang menganut Islam garis keras pada Pilpres 2019.

Melalui akun Twitter-nya, yang dipantau Pantau.com, Rabu (1/5/2019), Mahfud menjelaskan, ungkapan garis keras tersebut sebenarnya adalaha ajakan untuk rekonsiliasi usai ketegangan pelaksanaan pesta demokrasi.

"Di dalam term ilm, istilah hard liner diartikan, sikap kokoh, tidak mau berkompromi dengan pandangan yang dianggapnya tidak sejalan dengan prinsipnya. Itu tertulis di literatur-literatur. Tapi bagi yang beda paham saya minta maaf. Maksud saya mengajak rekonsiliasi, bersatu, kok malah berpecah. Itu tidak bagus," kata dia.

Baca juga: Senator Aceh Kecam Pernyataan Mahfud Soal Provinsi Islam Garis Keras

"Daripada saya dituding mau membelokkan isu dari kecurangan pemilu, maka saya takkan memperpanjang polemik. Mari kita kawal saja bersama-sama proses pemilu ini karena jalannya masih panjang. Semua harus mendapat keadilan sesuai tuntutan demokrasi. Demokrasi harus selalu diimbangi hukum (nomokrasi)."

Lebih lanjut, Maahfud kembali menuliskan permintaan maaf dalam Twiit-nya. Garis keras tersebut, ujar Mahfud, merupakan sebuah ungkapan yang melekat sesuai dengan ilmu politik internasional.

"Arti garis keras di dalam literatur is an adjective describing a stance on an issue that is inflexible and not subject to compromise. Arti ini tak bisa dicabut karena sudah jadi term dalam ilmu politik secara internasional. Tapi bagi yang salah memahami penggunaan istilah ini saya minta maaf," pungkas Mahfud.

Baca juga: Fadli Zon ke Mahfud MD: Profesor Itu Semakin Hari Semakin Ngawur!

Sebelumnya, Mahfud MD menyinggung soal populasi masyarakat Indonesia di Sumatera, Khususnya umat muslim di Aceh, Padang, Palembang, serta lumbung suara dari Paslon capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang dianggap sebagai penganut Islam garis keras. 

Pernyataan Mahfud tersebut mendapat tudingan miring dari elite politik. Ucapan itu dianggap sebagai sebagai sebuah delegitimasi dan pengalihan isu kecurangan pemilu yang dilakukan oleh KPU.

Penulis :
Widji Ananta