
Pantau.com - Pandemi COVID-19 (virus corona) yang tengah melanda hampir seluruh negara di dunia. Negara-negara yang terdampak, belum berpengalaman menghadapi jenis virus yang satu ini. Indonesia menjadi salah satu negara yang terus berupaya memutus rantai penyebaran COVID-19 dengan berbagai macam strategi dan cara.
Salah satu upaya yang dilakukan negara-negara di dunia juga Indonesia adalah membatasi rantai pergeseran orang dan barang, dari satu wilayah ke wilayah lain. Termasuk pergerakan atau distribusi pangan dan bahan pendukung lainnya.
Food and Agriculture Organization (FAO)/Organisasi Pangan Dunia sempat memperingati negara-negara di dunia untuk mengantisipasi krisis pangan yang sangat mungkin terjadi di tengah pandemi COVID-19.
Baca juga: Kepala BPIP: Agama Tidak Bisa Dilaksanakan Tanpa Adanya Unsur Kemanusiaan
Menanggapi hal itu, Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP, FX Adji Samekto menilai inilah saat yang penting untuk menakar konsep strategis menghadapi COVID-19 sekaligus mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
“Saat ini, terasa penting untuk menakar konsep strategis dalam menghadapi COVID-19, sekaligus mewujudkan kedaulatan pangan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan," tulis Adji dalam rilis kepada awak media, yang dilansir dari laman bpip.go.id, Jumat (26/6/2020).
Lebih lanjut, Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Diponegoro itu mengutarakan konsep strategis mewujudkan kedaulatan pangan harus didasarkan pada pilar-pilar pembangunan nasional berdasarkan Pancasila. “Kedaulatan pangan adalah hak penuh dan ekslusif suatu negara atas kebijakan pangan tanpa dikendalikan kepentingan pasar," tegasnya.
"Kedaulatan pangan memerlukan komitmen semua pihak terhadap hal-hal berikut; peningkatkan kesejahteraan petani, tercukupinya kebutuhan pangan dalam negeri, peningkatan kemandirian petani dan yang lebih penting komitmen untuk melakukan perlindungan kekayaan hayati Indonesia”.
Baca juga: BPIP: Rasisme Bertentangan dengan Pancasila
Deputi Bidang Pengkajian dan Materi itu menyadari betul, memperjuangkan kedaulatan pangan bukanlah pekerjaan mudah, karena tantangan-tantangan yang dihadapi sangat kompleks.
"Tantangan-tantangan yang bersumber dari adanya dominasi pasar bebas, semakin berkurangnya lahan pertanian karena peningkatan jumlah penduduk dan kepentingan pemukiman, serta sulitnya pelaksanaan reformasi agraria di Indonesia,"
“Tantangan Bangsa Indonesia untuk bersama-sama mewujudkan keadilan sosial melalui kedaulatan pangan. Dalam konteks ini menjadi relevan mewujudkan regulasi berdasarkan nilai-nilai Pancasila, pembenahan kelembagaan dan pembangunan pola kehidupan bangsa, yang bermuara pada upaya mewujudkan kedaulatan pangan," tutup Adji.
- Penulis :
- Widji Ananta