
Pantau.com - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, menuju pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 pada Desember nanti, komunitas pemilih hendaknya mulai menyimak dengan seksama program-program yang ditawarkan atau dijanjikan oleh para pasangan calon (Paslon).
Komunitas pemilih disarankan untuk benar-benar peduli. Pandemi COVID-19 menghadirkan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
"Pandemi COVID-19 pun sudah menyebabkan kerusakan pada sendi-sendi perekonomian. Ancaman kesehatan dan kerusakan ekonomi itu tidak hanya dirasakan pada tingkat negara, melainkan hingga ke setiap rumah tangga, baik di perkotaan maupun desa," katanya, seperti dilansir dari aman mpr.go.id, Kamis (27/8/2020).
Baca juga: Akhyar Nasution Ngamuk Tidak Direkomen PDIP, Megawati: Saya Pecat, Fair!
Selain itu, kata pria yang akrab disapa Bamsoet itu, kepedulian para Paslon atas dua masalah itu juga bisa diukur dari tindakan atau aksi mereka membuat persiapan, terutama pada periode kampanye. Kepada Setiap Paslon dan tim suksesnya yang bekerja di lapangan, komunitas pemilih harus menuntut mereka mampu mengendalikan massa pendukung.
"Kegiatan seperti sosialisasi figur Paslon dan program-programnya harus tetap berpatokan pada protokol kesehatan. Tidak boleh ada pengerahan massa di ruang publik, atau mengumpulkan orang dalam jumlah banyak yang menyebabkan terjadinya kerumunan," papar politisi Golkar itu.
"Sebaliknya, ketika ada pergerakan massa atau kerumunan orang untuk menyuarakan dukungan pada Paslon tertentu, pergerakan massa dan kerumunan itu berpotensi memperpanjang durasi pandemi di daerah bersangkutan. Pergerakan dan kerumunan itu juga menjadi bukti ketidakmampuan Paslon mengelola dan mengendalikan aktivitas komunitas pendukungnya. Logikanya, kalau mengelola aktvitas pendukung saja tidak bisa, bagaimana mungkin Paslon bisa mengelola aktivitas semua elemen masyarakat di daerah itu."
Baca juga: Bamsoet Undang Pecinta Otomotif ke Gedung Parlemen, MUI Beri Komentar Pedas
Karena itu, persiapan dan pelaksanaan Pilkada serentak 2020 harus tetap berpijak pada kepatuhan akan protokol kesehatan. Angka kesembuhan memang tinggi, tetapi tidak berarti Paslon dan tim sukses boleh meremehkan ancaman dari COVID-19.
"Harap diingat bahwa kendati angka kesembuhan tinggi, upaya pemulihan masih sulit dimulai karena jumlah kasus baru pun terus bertambah. Artinya, protokol kesehatan harus tetap dijalankan selama persiapan Pilkada agar semua aktivitas persiapan itu tidak menjadi klaster baru COVID-19," pungkas Bamsoet.
Dalam konteks ini, tentu saja perhatian khusus layak dialamatkan ke pulau Jawa. Sebab, sekitar 74 persen kasus COVID-19 tercatat di Jawa. Dalam Pilkada 2020, tidak ada pemilihan Gubernur (Pilgub) di Pulau Jawa. Pilgub berlangsung Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Namun, pulau Jawa akan marak Pilkada karena pemilihan bupati dan walikota berlangsung di banyak kabupaten maupun kota, terutama di Jawa Barat dan Jawa Timur. Berarti, akan banyak warga yang melibatkan diri atau dilibatkan dalam aktivitas persiapan Pilkada,
- Penulis :
- Widji Ananta










