Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gerakan Sosial Stork Project, Hidupkan Semangat Seniman di Tengah Pandemi

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Gerakan Sosial Stork Project, Hidupkan Semangat Seniman di Tengah Pandemi

Pantau.com - Pandemi mahkota yang melanda Indonesia selama lebih dari tujuh bulan, telah mengubah bahkan menghentikan sejumlah aktivitas masyarakat. Tak terkecuali aktivis seni rupa di Jakarta.

Larangan menggelar kegiatan yang berpotensi mengundang massa masih berlaku. Hal ini tentu saja membuat para seniman berputar otak untuk bertahan di saat kondisi seperti ini.

Hal tersebut juga diakui oleh seorang seniman bernama Fachriza. Dia mengakui pandemi telah membuat perbedaan besar dalam karya seninya. “Efeknya sangat besar, jika lajangnya masih aman. Apalagi bagi yang sudah berkeluarga dan punya anak, untuk penghasilan sangat berpengaruh,” kata Fachriza.

Seniman Fachriza terlibat dalam Proyek Bangau. (Foto: Prajurit Clarine Winarta)

Pandemi memaksa pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB). Ruang gerak seniman dalam menjual karyanya semakin terpojok. Bahkan, beberapa seniman di ibukota harus menghindari menjadi pedagang untuk  ojek secara online driver  untuk mencari nafkah.

Beruntung, Fachriza bukan salah satunya. Dia mengaku masih bisa bekerja di tengah pandemi dengan bantuan Proyek Bangau.

“Sangat berpengaruh dan membantu. Alhamdulillah saya jadi tidak ada kegiatan. Dan jadinya ada cetusannya  gak  ada semangat. Yang positif semua, kegiatan keseniannya lebih banyak. Itu juga membantu dari segi ekonomi. Alhamdulillah itu berkah,” tuturnya.

Proyek Bangau

Proses menggambar media kaos untuk Proyek Bangau. (Foto: Prajurit Clarine Winarta)

Bicara tentang Proyek Bangau yang diungkap Fachriza, yuk kita coba kenalan ...

Stork Project sendiri merupakan sebuah organisasi non profit yang digagas oleh seorang remaja bernama Clarine Winarta sejak Juni 2020. Proyek ini membantu para seniman di Jakarta untuk tetap berkarya dan mencari nafkah di tengah pandemi. Remaja berusia 17 tahun itu mengaku mendapat ide untuk membuat gerakan sosial untuk Proyek Bangau karena kecintaannya pada seni.

"Kebetulan aku memang suka arts. Jadi kami kenal para seniman ini dari guru les ku dulu Pak Syafrudin. Beliau yang punya relasi ke seniman-seniman, bisa dibilang Pak Syaf ini jadi middle man antara aku dan para seniman untuk project ini," kata Clarine dalam bincang-bincang bersama Pantau.com, Selasa (20/10/2020).

Clarine menuturkan, Stork Project ini menjual hasil lukisan para seniman di berbagai media, seperti baju, tote bag, hingga apron lewat Instagram @storkproject.id.  "Para seniman ini sudah pernah melakukan pameran. Sejauh ini sudah ada delapan seniman di Jabodetabek untuk project ini. Jadi setiap seniman mengerjakan project berbeda, seperti melukis di baju, tote bag," katanya.

Untuk harga sendiri tshirt dijual berkisar 360 ribu, tote bag 500 ribu, dan apron 600 ribu. "Lukisannya di setiap media juga limited atau hanya ada satu. Jadi seniman langsung melukis, untuk bahan dan sebagainya kami sudah sediakan," kata Clarine. 

Founder Stork Project, Clarine Winarta. (Foto: Dok. Pribadi)

Ia mengatakan, semua keuntungan penjualan akan diserahkan kepada seniman dan masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk bahan pokok. Selama kurang dari lima bulan ini, Clarine menuturkan donasi yang telah dikumpulkan lewat project ini mencapai Rp30 juta. "Dari hasil itu semua sudah 300 paket sembako yang kita berikan kepada komunitas seniman dan masyarakat kurang mampu," katanya.

"Sejauh ini tshirt sudah terjual 120 semua sold out, apron 40 sold out, dan tote bag 50 terjual. Aku sebelumnya ngga nyangka akan langsung sold out seperti itu," ujar gadis yang bersekolah di Jakarta International School (JIS) itu.

Selain memberikan sembako, Clarine juga mengakui penghasilan dari penjualan lukisan itu digunakan untuk membantu seorang anak yang membutuhkan biaya untuk penyakit gagal ginjal lewat kitabisa.com. "Aku juga bantu untuk ibu-ibu komunitas kain tenun di Kupang, yang sebelumnya aku kunjungi pada Januari lalu."

Clarine mengatakan banyak artis harus mencari pekerjaan lain untuk mencari nafkah. Ia juga mengatakan, banyak artis yang mengharapkan proyek ini terus berlanjut. “Banyak artis yang terpaksa berjualan di pasar atau menjadi pengendara motor online. Dengan begitu, banyak juga yang menanyakan kapan akan ada proyek lain agar tetap berkarya,” ujarnya.

Terakhir, Clarine berharap apa yang dilakukannya saat ini dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk ikut terlibat membantu mereka yang kurang mampu. “Saya hanya berharap anak muda lain menyadari fakta bahwa masih terlalu banyak orang yang membutuhkan dan saya sangat ingin orang muda yang kaya sadar dan mampu mengambil inisiatif untuk membantu mereka. Saya hanya ingin membantu dan menginspirasi orang lain,” tutup Clarine.

Penulis :
Noor Pratiwi