
Pantau.com - Sebuah video yang diunggah channel YouTube Rocky Gerung Official menampilkan dua pernyataan dari komika hits saat ini. Dia adalah Abdur Arsyad dan Bintang Emon. Kritikan dengan berbalut komedi tanpa menyebutkan nama, instansi, dan kalimat menusuk lainnya.
Pada bagian pertama, Abdur Arsyad memulai dengan memperbandingan antara masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Jokowi. "Dulu saya berani karena Presidennya SBY, militer tapi slow. Tapi ini ada katanya slow, rasanya otoriter, saya bisa apa, saya bisa mati," cetus komika asal Larantuka itu.
Menanggapi hal itu, lulusan Universitas Indonesia itu memberikan gambaran terkait fenomena tersebut. Menurutnya, apa yang disampaikan Abdur adalah sebuah ketidakpuasan terhadap bagaimana pemerintah menyikapi persoalan yang ada di negara ini.
"Ini namanya, dalam sejarah kalau upaya mengingatkan pemerintah sudah hilang, orang masuk dalam metode mati ketawa cara Rusia, tapi sekarang mati ketawa cara Monas," kata Rocky, yang dikutip Pantau.com, Minggu (25/10/2020).
"Orang tiba pada kecerdasan baru, olok-olok dengan humor butuh kecerdasan tinggi lho. Publik sudah mampu mengolok-mengolok dengan peristiwa, sementara istana KSP masih dengan tema yang sama, yaitu suara keras."
Baca juga: Gunakan Stand Up Comedy, Golkar Kritik Kebijakan Pemerintah
Ia juga membenarkan bagaimana UU ITE yang ada saat ini adalah warisan dari SBY. Namun, kala itu, SBY menggunakannya untuk menjerat tersangka transaksi keuangan secara ilegal. Namun kini UU itu digunakan untuk menangkapi orang yang dianggap menyebar hoax.
"Kan selalu dikatakan UU ITE itu adalah bikinan SBY, ya benar. Tapi SBY bikin sebagai peralatan untuk memangkap penyelundupan transaski keuangan, tapi Jokowi menggunakan itu untuk memborgol orang. SBY beli gergaji untuk motong kayu, bukan gunting kuku."
Selanjutnya soal Bintang Emon. Dalam video tersebut, kalimat-kalimat satire Bintang Emon secara tersirat membicarakan bagaimama wakil rakyat di Parlemen Senayan seakan berlomba dengan waktu untuk mengesahkan Omnibus Law UU Ciptaker. Bicara physical distancing saat pandemi COVID-19, serta mahasiswa di lockdown.
"Saya bayangkan juru bicara Presiden atau juru bicara KSP kayak (Bintang) Emon IQ-nya itu. Itu bisa publik sapu aja publik dengan joke semacam itu, jadi tidak dibikin tegang," tegasnya.
"Kita dorong Emon supaya jadi asisten khusus Pak Moeldoko itu," ujar pria asal Manado itu."
Baca juga: Akademisi: Pemerintah Harus Lihat Psikologi, Habib Rizieq Itu Fakta Politik
Lantas, Rocky menjelaskan maksud dari guyunan yang dirangkai sebagai alat untuk mengkritisi pemerintahan. Seperti yang ada di Rusia.
"Pengedalian informasi di Rusia itu tidak boleh keluar dari pantauan. KGB itu dinas ahasia Rusia. Yang kadang kala berlebihan menangkap orang, karena itu diparodikan orang Rusia sendiri. Itu era komunisme sebetulnya. Salah satu negara komunis yang dijajah Rusia adalah Polandia.
"Bayangkan satu waktu, Polandia, dia suruh suapaya di bawah kota Warsawa dibuatkan subway, semua insinyur dikumpulin, terus insinyur lapor tidak bisa bapak ketua partai merangkap Presiden Polandia, Karena batu-batu ada di bawah Kota Warsawa, tidak mungkin digali dengan peralatan yang kita punya. Ketua partai komunis ngamuk dan bilang batu saja sudah counter revolusi, padahal itu adalah kejadian sebenarnya. Bagaimana caranya memarahi batu. Sama dengan pemerintah bilang hoax itu adalah hoax, jangan ditanya lagi," jelasnya.
- Penulis :
- Widji Ananta