
Pantau - Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, beberapa kali menjadi sasaran upaya pembunuhan. Salah satu insiden terjadi pada saat salat Idul Adha, 14 Mei 1962.
Pada hari itu, Soekarno sedang melaksanakan salat Idul Adha di Istana Jakarta. Ketua DPR yang juga cucu Soekarno, Puan Maharani, menceritakan kejadian tersebut.
"Saat memasuki rakaat kedua, tiba-tiba saja terdengar tembakan," ujar Puan, dikutip Selasa (14/5/2024).
Menurut Puan, tembakan berasal dari empat orang yang berada di saf keempat. Para penembak kesulitan membidik target karena melihat dua orang yang mirip dengan Soekarno.
"Mereka kesulitan karena melihat dua orang yang mirip dengan Bung Karno," jelas Puan.
Meskipun Soekarno berhasil selamat, insiden tersebut menyebabkan dua anggota Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden, Soedrajat dan Soesilo terluka.
Selain itu, Ketua DPR RI, KH Zainul Arifin juga mengalami luka akibat peluru yang menyerempet bahunya.
Pada saat kejadian, salat Idul Adha dipimpin oleh Ketua PBNU, KH Idham Chalid sebagai imam, sementara khotibnya adalah Wakil Menteri Pertama Bidang Pertahanan dan Keamanan/KSAD Abdul Harris Nasution.
Soekarno berada di barisan terdepan jamaah, dengan Abdul Harris Nasution di sebelah kirinya, diikuti oleh KH Zainul Arifin dan KH Saifuddin Zuhri.
Keempat pelaku penembakan, yaitu Sanusi Firkat, Djajapermana, Kamil, dan Napdi, kemudian dijatuhi hukuman mati. Namun, ketika dokumen eksekusi disodorkan, Sukarno tidak tega menandatanganinya.
"Karena kakek saya waktu itu meyakini bahwa pembunuh yang sesungguhnya adalah orang-orang yang menjadi dalang perbuatan itu," ungkap Puan.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Sofian Faiq