
Pantau - Komisi X DPR RI menyoroti beberapa aspek terkait implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Hal ini menjadi sorotan sejumlah anggota Komisi X DPR RI saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama jajaran Kemendikbudristek, Selasa (21/5/2024).
Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira menegaskan, ada kebutuhan untuk penyesuaian yang tepat dalam pelaksanaan aturan tersebut untuk menghindari polemik yang berkepanjangan.
"Dalam implementasinya, satu poin yang perlu diperhatikan adalah penjelasan mengenai kapan mahasiswa resmi ditetapkan setelah dinyatakan diterima pada program studi PTN. Penjelasan ini dapat disesuaikan tanpa harus menunggu keputusan menteri," ujar Pareira.
Pareira menekankan, perlunya klarifikasi yang jelas dan penyesuaian yang tepat dalam implementasi aturan tersebut agar tidak menimbulkan kebingungan di kalangan PTN dan calon mahasiswa.
Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Nuroji mengecam pandangan yang menyatakan pendidikan tinggi sebagai urusan tersier.
Menurutnya, hal ini adalah pandangan yang salah dan merugikan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Saya sangat tidak setuju bahwa pendidikan tinggi dianggap urusan tersier. Pernyataan tersebut sangat tidak mendidik dan tidak mencerminkan pentingnya pendidikan tinggi bagi masyarakat,” kata Nuroji.
Nuroji menekankan, pentingnya mendukung pendidikan tinggi sebagai investasi untuk masa depan bangsa.
"Pendidikan tinggi harus diperlakukan sebagai prioritas, bukan sebagai sesuatu yang dianggap sepele," tegasnya.
Maka dari itu, ia menegaskan perlunya peningkatan anggaran pendidikan dan dukungan penuh terhadap perguruan tinggi untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.
Anggota Komisi X DPR RI lainnya, Fahmy Alaydroes menekankan pentingnya mendukung peningkatan animo masyarakat untuk masuk ke perguruan tinggi.
Menurutnya, peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi akan memberikan dampak positif yang besar bagi pembangunan bangsa.
"Kita harus bangga dengan peningkatan animo masyarakat untuk masuk ke perguruan tinggi. Ini menunjukkan potensi besar untuk meningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi yang akan menjadi tulang punggung pembangunan bangsa," ujar Fahmy.
- Penulis :
- Aditya Andreas