Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Kembali Jadi Anggota DPR, Rieke Diah Pitaloka Fokus Masalah PPPK dan PHK Massal

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Kembali Jadi Anggota DPR, Rieke Diah Pitaloka Fokus Masalah PPPK dan PHK Massal
Foto: Politisi PDIP, Rieke Diah Pitaloka kembali terpilih menjadi anggota DPR RI. (foto: dok. DPR RI)

Pantau - Politisi PDIP, Rieke Diah Pitaloka kembali terpilih sebagai Anggota DPR RI untuk periode 2024-2029. 

Dalam masa jabatannya yang keempat ini, Rieke menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kepentingan rakyat dan mengawal berbagai isu penting dalam pembangunan nasional. 

Hal tersebut ia sampaikan usai pelantikan Anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (1/10/2024).

"Semua yang bisa saya kawal, akan saya kawal sekuat tenaga, tentu bergantung juga pada komisi tempat saya bertugas," kata Rieke.

Pada periode sebelumnya, Rieke menjabat sebagai Anggota Komisi VI DPR, dan salah satu isu yang ia soroti adalah terkatung-katungnya Surat Keputusan (SK) pengangkatan bidan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

"Saya akan mengawal pengangkatan SK bidan pendidik yang sempat terhambat. Mereka sudah lulus ujian dan saya harap SK mereka sebagai PPPK segera dikeluarkan oleh negara," ujarnya.

Rieke juga selama ini dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap pemerintah, terutama terkait terhambatnya SK 532 bidan pendidik yang lulus seleksi PPPK tahun 2023. Selain itu, ia menegaskan akan fokus pada pengusutan kasus-kasus besar, termasuk kasus korupsi.

"Tentu kita harus tetap fokus pada beberapa kasus korupsi besar agar ada penyelesaian di pemerintahan yang akan datang," imbuhnya.

Isu lainnya yang menjadi perhatian Rieke adalah tingginya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada tahun 2024, yang mencapai hampir 100 ribu pekerja. Selain itu, sulitnya generasi Z dalam mendapatkan pekerjaan juga menjadi sorotan.

"Saat ini, ada data yang menyebutkan bahwa PHK mencapai kurang lebih 100 ribu di tahun ini. Ini menjadi salah satu masalah besar yang harus diselesaikan," ungkapnya. 

Rieke juga mengingatkan soal maraknya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), termasuk Warga Negara Indonesia yang menjadi korban penipuan daring di luar negeri. 

Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri, ada sekitar 3.000 anak muda Indonesia yang menjadi korban online scamming di luar negeri.

"Mereka menjadi korban penipuan daring di luar negeri, dan kita belum tahu bagaimana cara memulangkannya," ujarnya.

Rieke berharap ada integrasi yang lebih baik antara sistem pendidikan dengan dunia kerja. Menurutnya, hal ini penting agar generasi muda bisa memiliki gambaran yang jelas mengenai prospek pekerjaan sejak di bangku sekolah.

"Harapan ke depan, perlu ada fokus dalam menciptakan lapangan kerja yang terintegrasi dengan sistem pendidikan. Jadi, siswa dari tingkat SMA hingga politeknik sudah tahu jelas akan bekerja di sektor apa sesuai kebutuhan industri kita," tutup Rieke.

Penulis :
Aditya Andreas