Bocah SD Tewas Tenggelam di Sungai Cibeet Bogor saat Kegiatan Pramuka

Pantau - Seorang siswa kelas lima madrasah ibtidaiyah (MI) tewas tenggelam di Sungai Cibeet, Tanjungsari, Bogor, Jawa Barat. Saat kejadian korban tengah melakukan kegiatan pramuka.

Kapolsek Tanjungsari Iptu Rustami mengatakan korban saat itu tengah melakukan kegiatan pramuka jelajak alam yang diikuti 83 siswa siswi lainnya.

"Kegiatan pramuka jelajah alam tersebut diikuti oleh 83 orang siswa siswi kelas V dan kelas VI, kemudian dalam kegiatan pramuka jelajah alam tersebut rute yang dilalui tersebut ada 4 pos," kata Rustami, Jumat (4/10/2024).

Baca: Nelayan Digulung Ombak hingga Tenggelam di Laut Lampung Ditemukan Tewas

Rustami menjelaskan kegiatan tersebut dimulai pada siang hari dan turut didampingi oleh kedua guru yaitu AG dan RS. Saat itu, para siswa telah selesai dari pos 1 dan hendak melanjutkan ke pos 2. Namun, saat perjalanan ada empat siswa yang berinisiatif untuk keluar rute dengan turun ke sungai.

"Setelah semua siswa selesai dari pos 1, kemudian siswa melanjutkan ke pos 2," jelas Rustami.

"Kemudian RS selaku pembina pendamping melihat anak-anak tersebut turun ke pinggiran sungai, memperingatkan siswa untuk tidak ada yang turun ke air," lanjutnya.

Anak-anak tersebut pun tak menghiraukan peringatan dari guru dan terus bermain di sungai. Salah satu pendamping yaitu AG meniupkan peluit dan memerintahkan para siswa untuk kembali.

"Namun pada saat AG turun dan mendekat, ada salah satu siswa yang memberitahu bahwa ada anak yang tenggelam," ujar Rustami.

Baca Juga: Ikut Nenek Mandi, Balita Terseret Arus Sungai Musi Ditemukan Tewas

AG pun berlari dan berusaha menyelamatkan anak-anak tersebut. Namun, ia hanya berhasil menyelamatkan tiga dari empat anak yang ternggelam tersebut.

"AG sudah tidak kuat lagi untuk melakukan pertolongan, dan pada saat itu ada salah satu warga yang tidak diketahui namanya langsung menyelamatkan korban," ucap Rustami.

Nahas, saat dibawa kedaratan korban telah meninggal dunia. Jenazah korban pun langsung dimakamkan dan keluarga menolak untuk dilakukan autopsi. Diketahui, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (3/10) sore.