
Pantau - Anggota Komisi V DPR RI Boyman Harun, menyoroti lambatnya penyelesaian pembangunan jalan nasional di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, yang telah terbengkalai selama satu dekade. Hal ini disampaikan dalam rapat kerja dan dengar pendapat dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (23/01/2025).
"Bapak Dirjen, tolong dicatat, Kecamatan Nanga Tayan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, ada jalan nasional yang sudah 10 tahun dikelola oleh pemerintah pusat, tapi belum juga selesai sampai sekarang," ungkap Boyman dengan tegas tertuju pada Dirjen Bina Marga Kementerian PU.
Baca juga: Puan Desak Kasus Pagar Laut Segera Tuntas, Tegaskan Laut Milik Seluruh Rakyat Indonesia
Politisi Fraksi PAN ini menjelaskan, ruas jalan yang dimaksud membentang dari Sungai Kelik hingga Kecamatan Tayan, dan hingga saat ini masih menyisakan 15 kilometer yang belum rampung.
"Tinggal 15 kilo, Pak. Jadi, setiap tahunnya hanya dikerjakan 2 kilo, 3 kilo, atau 2 kilo setengah. Kapan beresnya, Pak?" lanjutnya.
Boyman menambahkan bahwa masyarakat lokal merasa kecewa dengan lambatnya pembangunan infrastruktur tersebut, meskipun dirinya berada di Komisi V yang memiliki fungsi pengawasan terhadap proyek-proyek infrastruktur.
Baca juga: DPR RI-Parlemen Singapura Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Bilateral
"Jujur saya katakan, masyarakat di sana mengatakan, 'Percuma saja ada Pak Boy sebagai anggota DPR RI di Komisi V, jalan nasional sudah 10 tahun nggak kelar-kelar,'" ujarnya mengutip keluhan masyarakat.
Legislator Dapil Kalimantan Barat II yang meliputi 7 Kabupaten dan 2 Kota di Kalimantan Barai, termasuk Kabupaten Ketapang ini juga mendesak Kementerian PU agar memprioritaskan penyelesaian jalan nasional tersebut.
"Kami orang Kalimantan belum berbicara soal jalan tol atau rel kereta api, hanya tolong betulin jalan kami. Sebagus apapun rencana pembangunan ekonomi, kalau transportasi, terutama jalan, tidak diperbaiki, saya pikir itu nonsense," tegas Boyman.
Menurutnya, potensi ekonomi Kalimantan yang melimpah akan sulit dimanfaatkan jika akses transportasi darat tetap buruk.
"Banyak orang dari Jawa ke Kalimantan karena sumber rezekinya di sana, masih banyak tanah kosong untuk perkebunan dan pertambangan. Tetapi bagaimana mereka mau mencari penghidupan jika hasilnya tidak bisa dibawa ke kota karena jalannya tidak bisa dilalui," ujarnya dengan nada prihatin.
Selain itu, Boyman juga meminta perhatian Dinas Bina Marga untuk meninjau kondisi jalan tersebut.
Baca juga: Puan Dukung Kebijakan Presiden Prabowo Perihal Efisiensi APBN
"Bina Marga, tolong dilihat jalan mulai dari Sungai Kelik sampai ke Tayan. Tolong dicek," katanya.
Ia menegaskan bahwa pembangunan jembatan nasional di wilayah tersebut tidak menghadapi kendala berarti, dengan total 11 jembatan nasional yang telah rampung.
"Masalah jembatan sudah beres, Pak. Ada 11 jembatan nasional yang sudah selesai, tinggal jalannya yang belum," pungkasnya.
Pernyataan Boyman ini menggarisbawahi pentingnya percepatan penyelesaian infrastruktur jalan nasional di Kalimantan Barat untuk mendukung mobilitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
- Penulis :
- Nur Nasya Dalila