HOME  ⁄  News

Komisi VIII DPR Dorong Penguatan Pengawasan dan Kanal Pengaduan di Pesantren

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Komisi VIII DPR Dorong Penguatan Pengawasan dan Kanal Pengaduan di Pesantren
Foto: Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriani Gantina. (foto: Aditya Andreas/pantau.com)

Pantau - Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriani Gantina, menyoroti masih adanya praktik kekerasan di pesantren yang dianggap sebagai bagian dari pembentukan karakter santri. 

Menurutnya, pemahaman seperti ini perlu diluruskan agar pola pembinaan di pesantren lebih berorientasi pada pendidikan yang humanis dan berbasis nilai-nilai edukatif.

"Ternyata bagi para pengelola pesantren, hari ini kita mengetahui bahwa ada ungkapan seolah-olah kalau ada kekerasan di pesantren, itu adalah hal untuk membentuk karakter anak," ujar Selly dalam diskusi publik, Kamis (6/3/2025).

Ia menegaskan, Kementerian Agama memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran di kalangan pengelola pesantren agar tidak menerapkan metode pembinaan yang mengandung unsur kekerasan. 

Salah satu langkah yang bisa dilakukan, lanjutnya, adalah dengan memberikan pelatihan dan pendidikan kepada para pengelola pesantren mengenai metode pembelajaran yang lebih berorientasi pada nilai-nilai edukasi.

Baca Juga: Kemenag Sebut 10 Ribu Pelajar Ikuti Pesantren Ramadhan Nasional

Selain itu, Selly menyoroti lemahnya pengawasan dalam dunia pendidikan, termasuk di lingkungan pesantren. Ia menilai, pengawasan terhadap santri tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak pesantren, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif dari orang tua dan masyarakat.

"Yang paling terpenting adalah partisipasi santri dan orang tua dalam pengawasan. Karena hari ini kita tahu banyak korban kekerasan, baik di dunia pendidikan pesantren maupun sekolah umum, yang luput dari pengawasan," katanya.

Ia juga menyoroti kendala yang dihadapi korban dan keluarganya dalam melaporkan kasus kekerasan di lingkungan pendidikan. Menurutnya, banyak korban yang merasa sulit mencari keadilan karena tidak adanya mekanisme pelaporan yang jelas dan responsif.

Untuk itu, Selly mendorong agar setiap lembaga pendidikan, termasuk pesantren, memiliki kanal pengaduan yang mudah diakses oleh santri dan orang tua.

"Kira-kira bentuk partisipasi sekolah dan pesantren dalam mengupayakan kanal-kanal pengaduan ini harus lebih diperhatikan. Jika terjadi sesuatu, santri dan orang tua bisa dengan mudah melaporkannya," tegasnya.

Penulis :
Aditya Andreas