Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Harga Makan Bergizi Gratis di Papua Pegunungan Rp35 Ribu, Ternyata Ini Alasannya

Oleh Firdha Riris
SHARE   :

Harga Makan Bergizi Gratis di Papua Pegunungan Rp35 Ribu, Ternyata Ini Alasannya
Foto: Seorang anak menerima Makan Bergizi Gratis pada Selasa (11/3/2025) di SD YPK Sion, Nabire, Papua Tengah. (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Pantau - Badan Gizi Nasional (BGN) menetapkan harga satu porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Papua Pegunungan sebesar Rp35.000. Angka ini lebih tinggi dibandingkan program serupa di wilayah lain. Harga tersebut sudah disesuaikan dengan keadaan wilayahnya.

Kepala Kelompok Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Badan Gizi Nasional (SPPG-BGN) Provinsi Papua Pegunungan, Wahyu Adi Pratama, menjelaskan bahwa harga tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi pasar lokal. Jadi, dengan melihat harga satuan bahan pokok di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, sebagai pintu masuk ke Papua Pegunungan, maka diputuskan harga MBG per porsi Rp35.000.

“Tentu dengan harga seperti ini diupayakan penerima manfaat dari MBG ini bisa memperoleh makanan berkualitas dan sehat,” kata Wahyu dalam pertemuan dengan Bupati Jayawijaya, Athenius Murib, di Wamena, Kamis (13/3/2025).

Program MBG tahap awal akan difokuskan pada 20 sekolah di Distrik Wamena, mencakup jenjang PAUD hingga SMA/SMK. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya, sekitar 15.000 siswa akan menjadi penerima manfaat utama program ini.

Baca juga: BGN: Makan Bergizi Gratis di Papua Prioritas untuk Masyarakat Rentan Gizi

“Kami di awal penyaluran memfokuskan di Distrik Wamena dengan jumlah sekolah 20 dengan jumlah siswa kurang lebih 15.000 sesuai data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya,” jelas Wahyu.

Selain siswa sekolah, MBG juga akan diperluas untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di Papua Pegunungan. Namun, pada tahap awal, distribusi makanan akan difokuskan kepada pelajar.

“Penyaluran pertama nanti kami berikan kepada YPPGI Anigou, SD YPPK Honelama sampai SD YPK Betlehem Bhayangkara,” tambahnya.

Untuk memastikan distribusi berjalan lancar, sekolah-sekolah penerima manfaat MBG dipilih berdasarkan jarak dengan dapur MBG, yang ditentukan dalam radius 1,5-2 kilometer.

“Radius 1,5-2 kilometer, maka pada awal penerapan MBG diperoleh satu dapurnya menangani 11 sekolah, dan satunya lagi sembilan sekolah,” ujar Wahyu.

Setiap hari, program MBG akan membutuhkan sekitar 700 kilogram sayur untuk melayani 7.000 orang, dengan anggaran sekitar Rp7 juta. Sementara itu, konsumsi beras bagi 15.000 penerima manfaat diperkirakan mencapai 1,5 ton per hari.

Di sisi lain, Bupati Jayawijaya, Athenius Murib, menyatakan dukungannya terhadap program ini, dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan gizi anak-anak di wilayahnya.

Baca juga: Program Genting hingga Makan Bergizi Gratis Wujud Gotong Royong

“Kami prinsipnya mendukung penuh kegiatan ini, karena bermanfaat dalam meningkatkan gizi anak-anak kita ke depan,” kata Athenius.

Sebagai informasi, untuk biaya per porsi makan bergizi gratis disebut tidak dibatasi hanya Rp10 ribu. Jika memang Rp 10.000 per porsi cukup memenuhi kebutuhan gizi, maka nominal tersebut bisa digunakan.

"Jadi kita tidak fokus pada satu porsi harganya berapa, tapi yang paling penting efisiensi dari anggaran tersebut. Kalau memang Rp10.000 bisa dilakukan dan di beberapa titik bisa dilakukan Rp10.000," kata Deputi II Kantor Komunikasi Kepresidenan, Noudhy Valdrino, Senin (6/1).

Menjadi salah satu contohnya, Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Pulogebang, Jakarat Timur, bakal menyediakan makanan bergizi gratis dengan anggaran Rp 15.000 per porsi. Sebab anggaran Rp 15.000 itu sudah mencakup biaya operasional seperti pengantaran dan lain-lain.

"Kalau untuk bujet saat ini, Rp 15.000. Tapi itu dengan uang operasional. Artinya uang pengantaran dan lain-lain itu Rp 15.000. Mungkin rata-rata itu antara Rp 10.000 hingga 13.000 per sajian," kata Ketua SPPG Pulogebang, Ahmad Irfansyah, Minggu (5/1).

Baca juga: BGN Sebut Makan Bergizi Gratis Beda dengan Makan Siang di Jepang

Penulis :
Firdha Riris