
Pantau - Menteri Agama, Nasaruddin Umar menegaskan komitmennya dalam memajukan pendidikan pesantren saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Ikhlas, Ujung Bone, Sulawesi Selatan, Senin (7/4/2025).
Dalam kesempatan itu, ia menyoroti tiga fokus utama: kesejahteraan santri, inovasi pendidikan, serta penguatan peran pesantren dalam moderasi beragama.
Menag menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar santri, terutama makanan. Ia mengenang masa lalunya sebagai santri yang kerap kekurangan karena keterbatasan ekonomi.
“Saya tidak ingin santri hari ini merasakan hal serupa. Jangan pernah batasi makanan mereka,” tegasnya, merujuk pada wasiat orang tuanya.
Baca Juga: Kemenag dan ATR/BPN Tuntaskan 15.000 Sertifikat Wakaf Sejak Januari 2025
Lebih dari sekadar kesejahteraan, Menag juga mendorong pesantren untuk terus berinovasi dalam sistem pendidikan. Pesantren Al Ikhlas yang didirikannya dijadikan contoh penerapan metode internasional dan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Hal ini dinilai penting untuk membekali santri dengan keterampilan global yang relevan.
Tak kalah penting, Menag menegaskan peran strategis pesantren dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan mendorong pemahaman agama yang moderat. Ia menilai pesantren harus menjadi garda terdepan dalam menjaga toleransi dan kerukunan umat.
“Santri harus menjadi agen perdamaian dan persatuan,” ujarnya.
Melalui kebijakan ini, Kementerian Agama berupaya menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan komprehensif—yang tak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga karakter, keterampilan hidup, dan wawasan global.
“Kami berkomitmen menjadikan pesantren sebagai motor penggerak kemajuan bangsa dan penjaga harmoni umat,” tandas Menag.
- Penulis :
- Aditya Andreas