Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Qatar Nilai Rencana Gaza dari Donald Trump Perlu Negosiasi Ulang, Prioritaskan Hentikan Perang dan Krisis Kemanusiaan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Qatar Nilai Rencana Gaza dari Donald Trump Perlu Negosiasi Ulang, Prioritaskan Hentikan Perang dan Krisis Kemanusiaan
Foto: (Sumber: Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, pada Minggu (19/1/2025) menyerukan implementasi penuh kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan. /ANTARA/Anadolu/py)

Pantau - Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menyatakan bahwa rencana 20 poin untuk Gaza yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih memerlukan klarifikasi dan negosiasi lebih lanjut, meski mengarah pada tujuan utama yaitu penghentian perang.

Qatar Belum Terima Tanggapan Resmi dari Hamas

Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Selasa (30/9), Al Thani menyebut bahwa sejumlah poin dalam rencana Trump masih belum jelas secara implementasi maupun politis.

“Meskipun rencana itu mencapai tujuan penting seperti mengakhiri perang, ada hal-hal yang belum dapat dijelaskan secara rinci. Prioritas Qatar adalah menghentikan perang, kelaparan, dan pengungsian massal di Gaza,” ungkapnya.

Ia menambahkan, hingga kini Qatar belum menerima tanggapan resmi dari Hamas terkait rencana tersebut.

Namun, sebagai mediator bersama Mesir, pihaknya telah menyampaikan kepada Hamas bahwa fokus utama negosiasi adalah menghentikan konflik dan mengurangi penderitaan rakyat sipil Gaza.

Isi Rencana Trump: Bebaskan Tawanan, Bentuk Komite Palestina

Rencana yang dipaparkan Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (29/9) berisi beberapa poin utama, antara lain:

  • Pembebasan seluruh tawanan Israel dengan imbalan puluhan tahanan Palestina
  • Pelucutan senjata total Hamas
  • Penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza
  • Pembentukan komite teknokrat Palestina untuk menjalankan pemerintahan sementara di Gaza

Rencana itu juga menyebutkan kemungkinan adanya jalan menuju kenegaraan Palestina, meski tidak memberikan jaminan eksplisit.

Krisis Kemanusiaan Gaza Terus Memburuk

Sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 66.000 warga Palestina dilaporkan tewas, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Pengeboman terus-menerus dan blokade penuh menjadikan wilayah Gaza tidak layak huni, dengan kelaparan, pengungsian massal, dan keruntuhan infrastruktur sipil terjadi di hampir seluruh wilayah.

Qatar menekankan bahwa solusi politik yang adil dan berkelanjutan hanya dapat tercapai jika keselamatan warga sipil dipulihkan dan hak-hak dasar Palestina dihormati.

Penulis :
Ahmad Yusuf