Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Kaleidoskop 2022: Perjalanan Panjang Messi Raih Piala Dunia

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Kaleidoskop 2022: Perjalanan Panjang Messi Raih Piala Dunia
Pantau - Lionel Messi menjadi salah satu pesepakbola paling banyak diagungkan oleh publik internasional. Ia bersama Cristiano Ronaldo begitu mendominasi perbincangan tentang sepakbola di jagat raya.

Sejak diperkenalkan oleh Frank Rijkaard pada 2005 silam, Messi menjelma menjadi pesepakbola terbaik. Sejumlah raihan trofi bagi klub maupun penghargaan pribadi telah ia raih sepanjang kariernya.

Hanya saja, hingga tahun 2020, Messi sama sekali belum mampu mempersembahkan trofi untuk timnas Argentina. Sementara itu, pesaing terberatnya, Cristiano Ronaldo sudah memiliki koleksi Piala Eropa 2016.

Coppa Amerika 2021 adalah trofi bergengsi pertama Messi untuk timnas Argentina. Pada partai puncak melawan Brazil, Argentina mampu menjadi juara melalui gol tunggal Angel Di Maria.

Setahun setelahnya, Messi juga mengantarkan Argentina meraih juara Finalissima. Ajang ini memang hanya menjadi adu gengsi antara juara Piala Eropa dan Coppa America. Namun, setidaknya ini menjadi koleksi trofi yang dipersembahkan oleh La Pulga, julukan Messi.

Rasa penasaran Messi terhadap Piala Dunia, akhirnya terjawab pada laga final Piala Dunia 2022 di Qatar, Minggu (18/12/2022). Argentina melalui laga ketat sebelum meraih gelar juara dunia ketiganya.

Seperti apa perjalanan panjang Messi di ajang Piala Dunia? Berikut ulasan selengkapnya yang dirangkum dari berbagai sumber:


Piala Dunia 2006 di Jerman


Messi yang kala itu masih berusia 19 tahun diboyong oleh pelatih Argentina, Jose Pekerman. Namun, Messi hanya berstatus sebagai pelapis para seniornya, seperti Hernan Crespo, Javier Saviola, dan Carlos Tevez. Pada Piala Dunia 2006, Argentina bergabung dalam 'grup neraka' bersama Belanda, Pantai Gading, dan Serbia-Montenegro.

Pada laga perdana melawan Pantai Gading, Messi tak bermain. Ia baru memulai debut di Piala Dunia pada pertandingan kedua melawan Serbia-Montenegro. Masuk menggantikan Maxi Rodriguez di menit ke-75, Messi menutup keunggulan Argentina atas Serbia-Montenegro enam gol tanpa balas.

Messi menjadi starting eleven saat laga pamungkas melawan Belanda, namun tak bermain penuh dan digantikan Julio Ricardo Cruz di menit 70 dalam pertandingan yang berakhir dengan skor kacamata. Argentina lolos sebagai juara grup karena keunggulan produktivitas gol, meski memiliki nilai sama dengan Belanda.

Di babak 16 besar, Messi kembali menjadi pemain pengganti yang masuk di menit 84 menggantikan Javier Saviola saat melawan Meksiko. Argentina berhasil melaju ke babak perempat final setelah Maxi Rodriguez mencetak gol di babak tambahan setelah bermain imbang 1-1 selama 90 menit.

Pada babak perempat final, Messi tak ikut ambil bagian dalam kekalahan melawan tuan rumah Jerman. Argentina takluk dalam drama adu penalti setelah eksekusi Roberto Ayala dan Esteban Cambiasso berhasil diblok oleh Jens Lehmann.


Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan


Dalam pagelaran Piala Dunia 2010, Lionel Messi menjadi andalan di lini depan Tim Tango bersama pelatih yang juga merupakan legenda sepanjang masa Argentina, Diego Maradona. Pada ajang tersebut, Messi selalu bermain sebagai starting line-up di semua laga.

Argentina berhasil menyapu bersih seluruh pertandingan di fase grup melawan Yunani, Korea Selatan, dan Nigeria. Meski tidak mencetak gol di tiga laga tersebut, Messi mampu bermain sebagai playmaker untuk melayani dua ujung tombak Argentina, Gonzalo Higuain dan Carlos Tevez.

Di babak 16 besar, Argentina menghadapi lawan yang sama seperti turnamen empat tahun lalu, yakni Meksiko. Tim Tango mampu melaju ke babak selanjutnya usai menang melalui brace Tevez dan sumbangan Higuain yang hanya berhasil dibalas gol tunggal Javier 'Chicharito' Hernandez.

Pada babak perempat final, La Albiceleste lagi-lagi bertemu Jerman seperti tahun 2006. Laga ini menjadi antiklimaks permainan anak asuh Diego Maradona. Argentina dipermak empat gol tanpa balas melalui gol pembuka Thomas Muller, brace Miroslav Klose, dan Arne Freidrich.


Piala Dunia 2014 di Brazil


Pagelaran Piala Dunia 2014 di Brazil menjadi pencapaian maksimal Messi bersama timnas Argentina. Messi didapuk menjadi kapten tim oleh pelatih Alejandro Sabella. Ia kini berposisi sebagai striker murni bersama Sergio Aguero dan mampu mencetak gol dalam seluruh laga di babak penyisihan grup.

Messi mencetak gol kedua untuk membawa Argentina menang 2-1 melawan Bosnia Herzegovina. Ia juga membawa Argentina menang lawan Iran melalui gol tunggal di masa injury time. Di laga terakhir melawan Nigeria, Messi mampu mencetak brace untuk memenangi laga dengan skor 3-2

Di fase knock-out, Argentina berhasil mengalahkan Swiss melalui gol tunggal Angel Di Maria di babak tambahan. Begitu pula saat babak perempat final, gol cepat Gonzalo Higuain mengandaskan perlawanan Belgia.

Pada babak semifinal, Argentina menghadapi Belanda. Skor bertahan 0-0 hingga 120 menit dan laga berlanjut ke babak adu penalti. Messi menjadi eksekutor pertama yang sukses menaklukkan Jasper Cillessen. Diikuti tiga eksekutor selanjutnya, yakni Ezequiel Garay, Sergio Aguero, dan Maxi Rodriguez. Sementara itu, dua algojo Belanda gagal menunaikan tugasnya, Argentina melaju ke partai puncak.

Pada partai final, Argentina kembali berhadapan dengan negara yang selalu mengandaskan mimpi mereka di edisi dua Piala Dunia sebelumnya, yakni Jerman. Mimpi Messi untuk meraih trofi Piala Dunia pertamanya untuk Argentina kandas setelah tendangan Mario Gotze menembus gawang Sergio Romero di babak tambahan.

Meski meraih gelar individu sebagai pemain terbaik pada turnamen tersebut, Messi tidak bisa menyembunyikan raut kekecewaan setelah hanya mampu menjadi runner-up Piala Dunia 2014.


Piala Dunia 2018 di Rusia


Perjalanan La Albiceleste di laga awal babak penyisihan Piala Dunia 2018 tampak kurang meyakinkan. Pada laga perdana, mereka mampu ditahan imbang Islandia 1-1. Di laga kedua, mereka malah dipecundangi Luka Modric dkk. dengan skor 0-3. Beruntung, Messi menjadi juru selamat di pertandingan akhir melawan Nigeria dengan golnya yang membawa Argentina ke babak 16 besar.

Sayangnya, Argentina harus berhadapan dengan Perancis di fase knock-out. Laga tersebut berlangsung sengit, saling berbalas gol tersaji antara kedua tim. Argentina harus takluk dengan skor 4-3 dan mengakhiri perjalanan Messi di Piala Dunia 2018.


Piala Dunia 2022 di Qatar


Argentina mengawali laga perdana Piala Dunia 2022 dengan kekalahan atas Arab Saudi dengan skor 1-2. Messi menyumbang gol melalui titik putih pada laga ini. Messi kembali mencetak gol pada laga kedua melawan Meksiko yang berakhir dengan skor 2-0. Tim Tango memastikan lolos ke babak 16 besar usai mengalahkan Polandia 2-0 di laga pamungkas.

Di fase knock-out, Messi mampu mencetak gol di seluruh pertandingan. Di babak 16 besar, Messi membuka gol untuk menaklukkan Australia 2-1. Kemudian, di babak perempat final, Messi menyumbang gol melalui titik putih. Tim Tango melaju ke babak semifinal melalui babak adu penalti setelah bermain imbang 2-2.

Di babak semifinal, Messi juga menyumbang gol penalti dalam laga yang berkesudahan 3-0 untuk kemenangan Argentina melawan Kroasia. Di laga puncak, Messi menjadi aktor protagonis kemenangan dramatis Argentina atas Perancis.

Penalti Messi dan gol Angel Di Maria mampu membawa Argentina unggul 2-0 di babak pertama atas Perancis. Namun, Les Bleus enggan melempar handuk. Dua gol Kylian Mbappe dalam waktu dua menit memaksa laga berlanjut ke babak tambahan.

Di babak tambahan, Messi seakan mampu mewujudkan mimpinya lewat gol kemelut di menit 108. Namun, kompatriotnya di PSG tersebut enggan menyerahkan trofi Piala Dunia kepada Messi dengan mudah. Mbappe kembali mencetak gol penyama kedudukan lewat titik putih jelang laga berakhir. Skor imbang 3-3.

Drama adu penalti, dua algojo Perancis, yakni Kingsley Coman dan Aurelien Tchouameni gagal melaksanakan tugasnya. Sementara keempat eksekutor Argentina mampu menceploskan bola. Lionel Messi akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya meraih gelar Piala Dunia setelah berjuang di empat pagelaran atau 16 tahun lamanya.

Trofi ini juga menasbihkannya sebagai 'titisan Diego Maradona', di mana Messi mampu menyamai legenda hidup Argentina tersebut yang juga mampu menjuarai Piala Dunia 1986, yang terakhir bagi Argentina sebelum berhasil disamai Messi.

Piala Dunia 2022 ini diyakini menjadi ajang terakhir Messi berkostum La Albiceleste. Pasalnya, La Pulga kini sudah berusia 35 tahun. Meski menyatakan belum mau pensiun, tapi tampaknya akan sulit melihat ia tampil prima di usia 39 tahun pada Piala Dunia selanjutnya.

Jika pun benar-benar pensiun, Messi akan menorehkan tinta emas dalam sejarah sepakbola. Ia akan diakui sebagai GOAT alias Greatest Of All Time sebagai pesepakbola paling sukses sepanjang kariernya.
Penulis :
Aditya Andreas