
Pantau.com - Pada Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang, banyak ditemukan volunteer atau sukarelawan di berbagai venue. Tugas mereka beragam, ada yang bertugas di tim media, menjadi penjaga pintu masuk, atau bahkan menjadi penerjemah atlet asing.
Bukan hal yang mudah untuk menjadi seorang volunteer. Berbagai persyaratan harus dipenuhi, yakni batasan usia, diutamakan mahasiswa, memiliki kemampuan bahasa asing, dan tentunya harus lolos sejumlah tes serta psikotes.
Baca juga: Barang 'Terlarang' Masih Ditemukan di Area Asian Games 2018
Cerita menarik datang dari salah satu volunteer bernama Agnes Sarce Grizelda Rahawarin, atau yang akrab disapa Agnes. Dara kelahiran 25 Juli 1997 ini memilki semangat tinggi untuk menjadi sukarelawan di Asian Games. Setelah melewati serangkaian tes dan psikotes, ia pun berhasil lolos menjadi volunteer.
Sebenarnya, jika ingin dia bisa tidak menjadi volunteer. Agnes bisa menjadi panitia pelaksana, pasalnya pamannya yang bernama Brigjen TNI Jeffry Rahawarin adalah Wakil Ketua Umum PB Pertina (Pengurus Besar Persatuan Tinju Indonesia) dan Venue Manager cabang tinju di Jakarta. Kecerdasan Agnes membuat ia diajak sang paman bergabung di panpel cabang tinju Asian Games 2018.
Namun ia menolak. Agnes berdalih ingin mencari tantangan dan mencoba lewat jalur umum sebagai ajang tes uji kemampuan diri.
"Saya diajak om, dan papa juga menyarankan ikut om masuk panpel tinju. Tapi, saya lebih suka ikut tes secara normal untuk membuktikan kemampuan saya sendiri karena saya optimistis bisa," kata Agnes.
Agnes yang kini berstatus mahasiswi semester 5 Fakultas Kehutanan Universitas Hassanudin Makassar itu pun nekat memilih Palembang sebagai lokasi penempatannya saat lolos tes uji volunteer.
Bahkan ia rela membayar tiket transport dan biaya indekost selama di Palembang dengan uang pribadi. Agnes sudah bertugas di Palembang sejak 15 Agustus dan akan selesai pada 3 September nanti.
"Berpartisipasi di Asian Games 2018 itu nilainya tak terukur dengan uang, karena belum tentu sampai saya tua Asian Games mampir lagi ke Indonesia. Saya ingin membuatnya benar-benar sejarah buat diri saya. Jauh dari orangtua, mandiri dan menjalankan tugas dengan baik dan ikhlas," ujar Agnes yang bertugas di venue skateboard dan rollersport.
Baca juga: Para Atlet Skateboard Harapkan Dukungan Langsung Jokowi di Palembang
"Sebagai volunteer, kami dibayar per hari Rp300.000. Saya sudah berterima kasih banget kepada panitia yang membayar kami karena apa yang saya dapat di sini dengan mendapat banyak teman dan jaringan, juga meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan juga belajar bagaimana me-manage diri dengan orang banyak dalam sebuah pekerjaan besar. Saya bangga sekali. Apalagi Indonesia hebat dalam helatan raksasa ini. Terima kasih Asian Games 2018," kata Agnes.
Namun, ternyata Agnes pernah mengalami suatu pengalaman buruk saat bertugas menjadi volunteer. Pernah suatu kali, ia membayar ongkos taksi online salah satu delegasi negara yang marah karena merasa ada fasilitas transportasi khusus.
"Tapi, itu tak saya ambil di hati karena saya bahagia. Delegate-nya marah-marah karena ditinggal shuttle. Saya minta naik Grab dia marah karena tak mau bayar. Akhirnya saya bayar aja biar solved the problem," pungkas Agnes.
- Penulis :
- Adryan N