
Pantau.com - Gelandang box to box merupakan istilah sepakbola tradisional yang digunakan sejak 1990 dan 2000-an. Ini dilakukan untuk mengkategorikan seorang pemain yang berposisi di tengah lapangan.
Ya, seorang gelandang memiliki peran dan tanggung jawab untuk bertahan atau menyerang. Di mana mereka umumnya bagian dalam pengaturan alur atau pemutus serangan musuh.
Gelandang tipe box to box di dunia sepakbola begitu penting, sebut saja mereka yang sudah melegenda, Steven Gerrard, Michael Ballack, Frank Lampard, Edgar Davids, Xavi Hernandez, hingga Andrea Pirlo. Mereka memiliki kejelian tingkat tinggi dalam mengatur tempo permainan.
Di era saat ini bisa ditemukan lewat sosok Sergio Busquets (Barcelona), Paul Pogba (Manchester United), Ngolo Kante (Chelsea), Blaise Matuidi (Juventus), dan Yaya Toure (Manchester City).
Pantau.com mencoba mengurai beberapa poin tentang perang penting seorang gelandang, agar pembaca menghargai cara mereka bermain. Berikut adalah empat hal tentang gelandang box to box:
N' Golo Kante saat berebut bola dengan lawannya di Premier League. (Foto: Reuters)
1. Memiliki Stamina Kuda
Sesuai definisi tradisional, seorang pemain box to box, jelas harus beraksi di kedua ujung lapangan, dan harus memiliki stamina yang kuat.
Betapa tidak, ia harus mampu menciptakan peluang untuk membuat momen di ujung lapangan dengan hitungan detik. Selain itu ia juga harus menjadi dinding pertahanan saat lawan mulai menyerang.
Atribut terbaik yang dapat disorot seorang pelatih tak lain adalah staminanya. Di mana ia harus bisa berlari sepanjang hari, dan kelelahan karena berlari sepanjang hari seharusnya tidak mempengaruhi kemampuan passing atau kemampuan defensifnya.
Blaise Matuidi saat melakukan clearance. (Foto: Reuters)
2. Dinding sebelum Pertahanan
Pemain box to Box dapat dilihat, seperti saat melakukan perlindungan
ekstra untuk tim. Sebelum pertahanan dapat diuji, gelandang tengah harus
jeli menjaga area di belakangnya yakni pertahanan.
Tentu itu menjadi
tugas yang membosankan di mana ia maju saat situasi menyerang, dan turun
ke tengah menjaga area pertahanan.
Di era modern, terutama dalam beberapa tahun terakhir, para pelatih di sepakbola papan atas memiliki mata yang buta terhadap pemain-pemain box to box, lantas popularitas pemain tengah menurun. Alasannya, karena pelatih merasa mereka bisa menurunkan dua pemain di lini tengah, salah satunya memainkan peran menyerang atau bertahan.
Klik Next lebih lanjut...
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta