Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Neymar Sukses Jalani Operasi Lutut di Brazil

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Neymar Sukses Jalani Operasi Lutut di Brazil

Pantau - Pesepak bola asal Brazil, Neymar, dilaporkan sukses menjalani operasi lutut dan akan fokus pada pemulihan fisiknya, setelah ia mengalami robek ligamen dan meniscus di lutut kirinya saat membela tim nasionalnya, bulan lalu.

"Operasinya sukses. Kami sangat puas dengan hasilnya. Dia menjalani rekonstruksi ligamen anterior dan dua cedera meniskus telah diperbaiki," kata dokter tim Brazil Rodrigo Lasmar, dikutip dari AFP, Jumat (3/11/2023).

Lasmar menambahkan, Neymar diperkirakan akan tetap berada di Rumah Sakit Mater Dei, Belo Horizonte, Brazil, selama 24 hingga 48 jam hingga ia pulih.

Sebelumnya, Lasmar juga pernah mengoperasi Neymar karena patah kaki pada tahun 2018.

Pemain berusia 31 tahun itu menangis saat Brazil kalah 2-0 dari Uruguay dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia pada 17 Oktober, setelah bertabrakan dengan gelandang lawan, Nicolas de la Cruz.

Pemeriksaan menunjukkan bahwa striker populer tersebut mengalami robekan pada ligamen anterior kirinya, salah satu cedera lutut paling serius dalam sepak bola.

Cedera tersebut diperkirakan akan membuatnya absen selama beberapa bulan, termasuk untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 Brazil 
pada bulan ini, saat timnasnya harus melawan Kolombia dan Argentina.

Ini adalah cedera terbaru yang dialami Neymar, yang menjalani operasi pada Maret lalu karena masalah pergelangan kaki yang membuatnya absen selama enam bulan.

Masalah kebugaran membayangi sebagian besar enam musimnya di Paris Saint-Germain, yang mengontraknya dengan nominal sebesar 222 juta euro (236 juta dolar AS) pada tahun 2017.

Selanjutnya, ia menandatangani kontrak dengan klub sepak bola Al Hilal dengan harga 95 juta dolar AS pada Agustus 2023.

Meskipun harus berjuang melawan cedera, Neymar mencatatkan namanya dalam buku rekor pada bulan September ketika ia melampaui legenda sepak bola Pele sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Brazil, dengan 79 gPantau - Organisasi keagamaan Islam Nahdlatul Ulama (NU) mendukung upaya pengurangan risiko merokok yang dilakukan oleh banyak penduduk di Indonesia melalui gerakan pemanfaatan tembakau alternatif.

“Kami terus menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pengurangan risiko lingkungan dan tembakau, serta isu-isu strategis nasional lainnya melalui jaringan NU yang luas,” kata Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2015-2021 Rumadi Ahmad dalam keterangan di Jakarta, Rabu (1/11/2023).

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan pengurangan risiko tembakau dengan memanfaatkan produk tembakau alternatif perlu dimaksimalkan mengingat tingginya angka perokok di Indonesia.

Sejak tahun 1995 sampai 2018, jumlah prevalensi merokok tumbuh signifikan mencapai angka 36,3 persen. Kondisi tersebut menjadi tantangan serius bagi pemerintah untuk menghadapi penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan merokok.

“Potensi produk tembakau alternatif yang inovatif dan risiko yang lebih rendah memotivasi kami untuk menyederhanakan pendekatan dalam pengurangan risiko tembakau. Pemerintah perlu memaksimalkan manfaatnya demi kesehatan masyarakat yang lebih baik,” kata Rumadi.

Dukungan PBNU terhadap pemanfaatan produk tembakau alternatif dapat dilihat melalui kajian yang dilakukan Lakpesdam sebelumnya dengan buku berjudul "Fikih Tembakau-Kebijakan Produk Tembakau Alternatif di Indonesia".

Rumadi menuturkan pihaknya berfokus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pro dan kontra dengan mengandalkan bukti ilmiah dan empiris.

Hal ini untuk memastikan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga meminimalkan potensi dalam berbagai aspek dan menerapkan pendekatan produk tembakau alternatif supaya relevan.

Sementara itu, Wakil Direktur AOI Universal Hospital Jepang Hiroya Kumamaru mengatakan pendekatan berhenti merokok secara total ternyata sulit dilakukan bagi perokok dewasa di Jepang.

Menurut dia, produk tembakau yang dipanaskan dapat membantu perokok dewasa di Jepang beralih dari kebiasaan merokok.

“Mengobati penyakit yang berkaitan dengan merokok membutuhkan biaya sekitar 4,3 triliun yen. Pengeluarannya hampir dua kali lipat pendapatan pajak, yaitu 2,8 triliun yen per tahun," kata Hiroya.

"Produk tembakau yang dipanaskan membantu sepertiga jumlah pria dan seperempat jumlah wanita di Jepang untuk mulai berhenti merokok," katanya.

Penulis :
Muhammad Rodhi