Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Kisah Maulwi Saelan, Kiper Timnas yang Jadi Pengawal Presiden Soekarno

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Kisah Maulwi Saelan, Kiper Timnas yang Jadi Pengawal Presiden Soekarno
Foto: Maulwi Saelan, kiper legendaris timnas Indonesia.

Pantau - Dunia sepakbola Indonesia pernah diisi oleh salah seorang penjaga gawang legendaris bernama Maulwi Saelan.

Nama Maulwi mungkin terdengar asing di telinga penggemar sepakbola Indonesia. Maklum saja, ia hidup pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia.

Maulwi Saelan lahir di Makassar, 8 Agustus 1926. Di usia 20 tahun, ia turut berjuang angkat senjata untuk mengusir NICA di tanah kelahirannya.

Meski terlibat dalam perjuangan Indonesia, Maulwi justru menekuni bidang yang jauh dari militer. Ia memilih berlatih sepakbola dengan legenda sepakbola Makassar, Andi Mattalata.

Ia akhirnya terpilih menjadi kiper timnas Indonesia untuk berlaga di Piala Asia 1951, 1954, dan 1958. Di dua ajang terakhir, Maulwi mampu membawa timnas Indonesia menembus babak semifinal.

Pencapaian tertinggi Maulwi adalah saat mampu tampil pada ajang Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia. Tak tanggung-tanggung, lawan yang dihadapi adalah raksasa Eropa, Uni Soviet.

Dalam pertandingan itu, Maulwi Saelan tampil ‘adu jago’ dengan kiper legendaris dunia Lev Yashin. Laga ini berakhir dengan skor imbang tanpa gol.

Kala itu, pertandingan yang berakhir imbang harus diulang untuk menentukan pemenang. Sayang, di pertandingan kedua, Indonesia harus menyerah empat gol tanpa balas.

Usai berjuang melalui sepakbola, Maulwi kemudian direkrut menjadi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dalam Resimen Cakrabirawa. Ia menjabat sebagai Wakil Komandan.

Sayangnya, Resimen Cakrabirawa terlibat dalam Gerakan 30 September 1965. Maulwi pun turut tertuduh dalam gerakan yang menewaskan 7 perwira Angkatan Darat tersebut.

Maulwi harus mendekam dalam penjara selama lima tahun dan berhenti dari dinas militer dengan pangkat Kolonel CPM.

Di masa tuanya, Maulwi mengabdi kepada Buya Hamka untuk mengembangkan Sekolah Al Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Maulwi menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Pusat Pertamina pada 10 Oktober 2016 di usia 90 tahun.

Penulis :
Aditya Andreas