
Pantau - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf mengkritik penampilan musisi Anang Hermansyah dan Ashanty usai laga Indonesia melawan Filipina, yang menuai protes dari masyarakat.
Dede menilai, penampilan tersebut pasti berdasarkan permintaan panitia penyelenggara acara laga Timnas Indonesia.
Usai pertandingan yang berakhir dengan kemenangan Timnas Indonesia, Anang dan Ashanty tampil di lapangan menyanyikan lagu 'Kebyar-kebyar'.
Namun, penampilan ini dinilai tidak tepat oleh penonton dan para pendukung yang lebih mengharapkan lagu nasional.
"Yang paling pas tanyakan pada panitia. Karena Anang dan artis lain itu masuk lagu apa juga atas permintaan rundown dari panitia. Panpel (panitia pelaksana), PSSI, itu yang ditanyakan," kata Dede Yusuf saat dikonfirmasi, Rabu (12/6/2024).
Menurut Dede, pihak penyelenggara seharusnya sudah memahami kebiasaan pendukung Timnas Indonesia yang biasanya menyanyikan lagu nasional setelah pertandingan. Kesalahan ini dinilai sebagai ketidakpekaan dari PSSI dan panitia penyelenggara.
"Setahu saya, kultur kemenangan after match ada lagunya, mestinya itu dulu yang dinyanyikan baru lagu lainnya. Karena semua pemain Timnas dan suporter sudah menunggu lagu itu. Kesalahan ada di panitia," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI lainnya, Hetifah Sjaifudian menilai, seharusnya tidak ada skenario penampilan Anang dan Ashanty dalam event resmi FIFA seperti ini. Menurutnya, momen tersebut harus mengedepankan nasionalisme Indonesia.
"Ya seharusnya tidak ada skenario seperti itu. Momennya mengharuskan untuk mengedepankan nasionalisme Indonesia terhadap pencapaian Timnas. Seharusnya protapnya tidak seperti itu, apalagi ini event resmi FIFA," kata Hetifah.
Hetifah berharap, insiden tersebut tidak terulang pada laga Timnas Indonesia selanjutnya dan menekankan pentingnya protokol acara yang lebih ketat.
"Mudah-mudahan hal seperti ini tidak terjadi lagi di masa datang, dan protap acaranya lebih strict lagi filtering-nya sehingga momen haru raih prestasi bisa lebih terjaga," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas