HOME  ⁄  Olahraga

Premier League Kampanyekan Rainbow Laces, Mazraoui dan Pemain Lain Pilih Sikap Berbeda

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Premier League Kampanyekan Rainbow Laces, Mazraoui dan Pemain Lain Pilih Sikap Berbeda
Foto: Pemain Manchester United, Noussair Mazraoui (getty)

Pantau - Kampanye Rainbow Laces 2024/2025 oleh Premier League kembali mencuri perhatian publik, namun juga memunculkan beragam respons dari pemain. Program yang bertujuan mendukung inklusivitas komunitas LGBTQ+ ini mengajak klub dan pemain mengenakan atribut bertemakan pelangi, seperti ban kapten, tali sepatu, hingga jaket pemanasan.

Namun, bek Manchester United asal Maroko, Noussair Mazraoui, memutuskan untuk tidak mengenakan jaket bertemakan pelangi pada pertandingan melawan Everton pekan lalu. Keputusan Mazraoui tersebut, yang dilaporkan berbasis keyakinan agama, dihormati oleh klub dan rekan satu timnya.

Solidaritas Tim di Manchester United
Menurut laporan The Athletic, skuad Manchester United memutuskan untuk tidak mengenakan jaket bertema pelangi pada pertandingan tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Mazraoui. Keputusan ini dilaporkan kepada perangkat pertandingan beberapa jam sebelum kick-off.

Baca Juga:
Ruben Amorim Optimis Amad Diallo Perpanjang Kontrak di Manchester United
 

Meski demikian, langkah ini memicu diskusi publik terkait keseimbangan antara kebijakan inklusivitas liga dan kebebasan berekspresi para pemain.

Respons Pemain Lain di Premier League
Mazraoui bukan satu-satunya pemain Premier League yang menolak atribut kampanye Rainbow Laces. Kapten Ipswich Town, Sam Morsy, dan Marc Guehi dari Crystal Palace juga mengambil sikap serupa. Morsy memilih tidak memakai ban kapten pelangi dengan alasan agama, sementara Guehi memodifikasi ban pelangi miliknya dengan pesan bertuliskan "I Love Jesus".

Dukungan dan Teguran
Premier League sejauh ini tidak menjatuhkan sanksi atas keputusan para pemain yang menolak mengenakan atribut kampanye, meskipun FA sempat menegur Marc Guehi atas penambahan pesan keagamaan pada atributnya.

Sementara itu, organisasi pendukung LGBTQ+, Stonewall, menyatakan tidak mempersoalkan perbedaan sikap tersebut."Kami memahami pentingnya dialog dan menghormati keberagaman perspektif di komunitas olahraga," tulis Stonewall dalam pernyataan resminya.

Kampanye Inklusivitas Terus Berlanjut
Kampanye Rainbow Laces oleh Premier League bekerja sama dengan Stonewall bertujuan untuk menciptakan lingkungan olahraga yang inklusif. Liga ini mengajak seluruh elemen sepakbola, mulai dari pemain hingga suporter, untuk menunjukkan dukungan terhadap komunitas LGBTQ+.

"Antara 29 November hingga 5 Desember, klub-klub kami akan merayakan kampanye ini dengan semangat mendukung semua orang, baik di sepakbola maupun kehidupan sehari-hari," tulis pernyataan Premier League.

Langkah Premier League ini mencerminkan komitmen mereka untuk mendorong inklusivitas, meskipun tantangan dalam menghormati keyakinan individu masih menjadi bagian dari perjalanan tersebut.

Penulis :
Ahmad Ryansyah