
Pantau.com - Pelatih Timnas Basket Indonesia, Fictor Gideon Roring, mengaku setuju dengan wacana Pengurus Besar Persatuan Basket Indonesia (PB Perbasi) yang ingin menaturalisasi pemain dari Afrika Selatan. Hanya saja, dia menjelakan, Perbasi tidak boleh sembarangan dalam memilih pemain yang akan dinaturalisasi. Pelatih yang akrab disapa Ito ini ternyata memiliki "standar" khusus bagi pemain asing yang ingin dinaturalisasi. Dia mengatakan, pebasket yang hendak di naturalisasi minimal memiliki kemampuan seperti center Pelita Jaya, Kore White. "Paling tidak minimal seperti Kore White, apalagi kalau bisa mendapat pemain yang kualitasnya lebih bagu. Kita butuh pemain naturalisasi karena secara genetik tidak ada pemain kita yang punya tinggi 205 sentimeter," kata Ito. Kore sendiri sejatinya sempat membela Indonesia pada Williams Jones Cup 2018 di Taiwan beberapa waktu lalu. Hasilnya, skuat Merah Putih sempat memberikan perlawanan sengit kepada Korea Selatan yang secara kualitas jauh di atas Indoensia. Selain itu, Kore bukan merupakan pemain sembarangan. Pebasket asal Amerika Serikat itu pernah mengantarkan Pelita Jaya merengkuh titel juara IBL 2017 silam.
Baca Juga: Wacana Naturalisasi 3 Pemain Afrika Masih Nihil
Sebelumnya, Perbasi berniat menyeleksi 10 pemain asal Afrika. Nantinya, dari 10 pemain tersebut, dipilih tiga yang akan menjadi pemain naturalisasi Timnas Indonesia. Langkah naturalisasi ini sengaja dilakukan untuk mempercepat kemajuan Timnas Indonesia di level internasional. Terlebih, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket 2023 bersama Filipina dan Jepang. Sayangnya, meski sebagai tuan rumah, Indonesia belum bisa dipastikan mendapat "jatah" untuk ikut berlaga di kejuaraan dunia tersebut. Mengingat prestasi bola basket Indonesia yang memang masih jauh dibandingkan negara-negara lain.Namun, Federasi Basket Dunia (FIBA) memberikan sedikit harapan bagi Timnas Basket Indonesia. Dimana Arki Wisnu dan kawan-kawan masih memiliki peluang untuk tampil di Piala Dunia jika berhasil lolos ke Kejuaraan Asia 2021 mendatang.Oleh karena itu, naturalisasi pemain menjadi langkah percepatan Timnas Indonesia untuk bisa merebut tiket ke kejuaraan dunia tersebut. Terlebih para pemain Afrika memang terkenal memiliki tinggi badan yang "pas" sebagai pemain basket."Kita harus menerima kenyataan bahwa secara faktor genetik, jarang ada orang Indonesia yang memiliki postur badan 2 meter ke atas. Bukan berarti tak mau membina atlet lokal, namun ini demi percepatan pembangunan prestasi. Hampir semua negara sudah melakukannya. Jika kita terus memaksakan menggunakan pemain lokal untuk posisi big man, jangan harap kita bisa bersaing di tingkat internasional," jelas Dewan Penasihat PB Perbasi, Erick Thohir beberapa waktu lalu.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta