
Pantau - Timnas Bola Basket 3x3 Putri Indonesia meraih medali emas SEA Games 2025 setelah menundukkan Thailand dengan skor 20-18 pada laga final yang berlangsung di Stadion Nimibutr, Bangkok, Thailand, di hadapan publik tuan rumah.
Final tersebut menjadi pertandingan paling berat bagi Indonesia karena tekanan fisik di lapangan, teriakan penonton tuan rumah, serta keputusan wasit yang kerap memancing emosi.
Pelatih timnas basket 3x3 putri Indonesia Fandi Andika Ramadhani tampak tertunduk dan menutup wajah dengan kedua telapak tangan saat duduk di tribun paling bawah Stadion Nimibutr.
Rama hanya bisa menyaksikan empat anak asuhnya berjuang karena peraturan FIBA 3x3 tidak mengizinkan pelatih memberikan instruksi selama pertandingan berlangsung.
Laga Keras di Tengah Tekanan Tuan Rumah
Indonesia sempat unggul lima poin di awal pertandingan berdurasi 10 menit tersebut.
Thailand kemudian bangkit dan menyamakan skor menjadi 8-8, bahkan sempat berbalik unggul 9-8.
Pertandingan berlangsung keras dengan benturan fisik yang terus terjadi hingga skor imbang 9-9, 10-10, dan 12-12.
Kimberley Pierre-Louis menjadi sasaran emosi penonton tuan rumah setelah terlibat kontak fisik keras yang menjatuhkan dua pemain Thailand.
Agustin Gradita Retong terlihat mendatangi Kimberley untuk menenangkan dan memberikan dukungan di tengah tekanan penonton.
Kimberley kemudian melakukan blok keras terhadap percobaan layup Rattiyakorn Udomsuk yang membuat pemain Thailand itu terjatuh.
Aksi tersebut dinilai sah oleh wasit dan bukan merupakan pelanggaran.
Indonesia kembali menjauh dengan keunggulan 18-13.
Thailand memperkecil ketertinggalan menjadi 20-18 pada sisa waktu sembilan detik pertandingan.
Pemain Thailand gagal memasukkan tembakan dua poin di detik akhir.
Bola rebound diamankan oleh Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi yang memeluk bola hingga waktu pertandingan habis.
Skor 20-18 bertahan dan memastikan kemenangan Indonesia.
Tangis Haru dan Sejarah Emas Pertama
Keempat pemain Indonesia, yakni Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi, Agustin Gradita Retong, Kimberley Pierre-Louis, dan Evelyn Fiyo, langsung berpelukan merayakan kemenangan.
Rama menangis tersedu di tribun dan melakukan sujud syukur sebagai pelampiasan emosi dari perjalanan panjang tim.
Medali emas ini menjadi emas pertama Indonesia sejak nomor basket 3x3 putri dipertandingkan di ajang SEA Games.
Capaian tersebut juga mengakhiri penantian panjang setelah Indonesia hanya meraih perunggu pada SEA Games 2023 Kamboja dan gagal lolos fase gugur pada SEA Games 2019.
Pada SEA Games 2021 dan 2023, Indonesia selalu terhenti di semifinal dan hanya membawa pulang medali perunggu.
SEA Games 2025 di Bangkok menjadi jawaban atas kegagalan-kegagalan tersebut.
Perjalanan menuju final dilalui Indonesia dengan mengalahkan Filipina 21-15, Malaysia 19-10, dan Vietnam 20-18.
Lagu Indonesia Raya berkumandang di Stadion Nimibutr sebagai penanda kemenangan bersejarah tersebut.
Agustin Gradita Retong mempersembahkan medali emas itu kepada masyarakat Indonesia yang terdampak bencana.
“Semoga ini bisa jadi penghiburan,” ujarnya.
Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi menyebut kemenangan tersebut dengan singkat, “Ini sejarah.”
Medali emas tersebut juga didedikasikan bagi masyarakat Indonesia yang terdampak bencana di Sumatera.
Rama kembali menitikkan air mata sebagai simbol pelepasan emosi dan kepercayaan terhadap kerja sama tim yang terbangun tanpa saling menonjolkan diri.
Dua tahun setelah mencetak sejarah emas basket 5 on 5 putri di SEA Games 2023 Phnom Penh, nama-nama yang sama kembali mengukir sejarah di nomor basket 3x3 putri di Bangkok.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf





