Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

The Jakmania Diharapkan Jadi Lokomotif Perdamaian Suporter

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

The Jakmania Diharapkan Jadi Lokomotif Perdamaian Suporter

Pantau.com - CEO Persija Jakarta Ferry Paulus berharap pendukung setianya atau yang lebih dikenal dengan The Jakmania bisa menjadi lokomotif dalam perdamaian antar suporter sepakbola Tanah Air. Pasalnya, dia menilai, saat ini The Jakmania sudah jauh lebih baik.

“Saya lihat Jakmania sangat baik, mereka sudah tidak menyanyikan lagu rasis, mereka terus tidak terprovokasi dengan emosional sesaat dan sebagainya, ini yang terus menjadi bagian dari Jakmania,” kata Ferry.

“Saya pikir ke depannya, Jakmania bisa jadi lokomotif untuk bisa membangkitkan satu rivalitas yang baik tapi selalu tetap solid dan santun," dia menambahkan.

Baca Juga: Buntut dari Kerucuhan Suporter, Komdis PSSI Hukum PSS dan Arema FC

Selain itu, Ferry mengungkapkan The Jakmania saat ini juga sudah lebih santun dalam menggunakan media sosial. Dimana, kata dia, jejaring media sosial acapkali menjadi salah satu pemicu kericuhan antar suporter sepakbola.

Ferry mengatakan The Jakmania selalu menyerukan hal-hal positif melalui media sosial. cukup kreatif ya, cukup juga strong, itu media yang paling cepat dan paling tepat untuk mengimbau menjadikan suporter, terutama Jakmania ini lebih baik."

"Bahkan sampai dengan saat ini manajemen dan suporter saling berhubungan. Apalagi ketua umum rajin main ke kantor, kami juga sering diundang berkunjung ke sana (Sekretariat Jakmania), dalam waktu dekat bahkan akan ada kantor yang baru untuk Jakmania," Ferry menjelaskan.

Baca Juga: Video Koreografi The Jak Mania 'Membakar' Laga Persija vs Becamex Binh

Kericuhan antar suporter kembali mewarnai persepakbolaan Indonesia. Pertandingan pembuka Liga 1 2019 yang mempertemukan tuan rumah PSS Sleman kontra Aremania harus tercoreng akibat ulah beberapa oknum suporter.

Kedua kelompok suporter dari PSS dan Arema terlibat saling lempar di dalam stadion. Akibatnya, sejumlah orang mengalami luka dan pertandingan pun harus diberhentikan selama 55 menit.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta