HOME  ⁄  Olahraga

Ini Tantangan Terberat Bangun Infrastruktur PON XX 2020 di Papua

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Ini Tantangan Terberat Bangun Infrastruktur PON XX 2020 di Papua

Pantau.com - Pembangunan infrastruktur yang bakal digunakan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 Papua bukan tanpa tantangan. Adalah pengiriman material yang harus didatangkan dari luar Papua dan juga dari luar negeri.

Saat ini, KemenPUPR kembali mendapat tugas selain membangun Stadion Papua Bangkit yaitu membangun Istora Papua, kolam akuatik, lapangan kriket dan hoki. Pembangunan kolam dan istora sendiri saat ini dalam progres.

"Waktu Asian Games, jika kita tanya material sudah ada di Tanjung Priok, kita tenang. Kalau sekarang masih butuh waktu dua pekan hingga sebulan untuk tiba di sini (Papua)," ujar Kepala Satuan Kerja Pengembangan Pelaksanaan Penataan Bangunan Strategi 3 Ditjen Cipta Karya Kemenpupera, Anggoro Putro.

Baca Juga: Dinyatakan Telah Rampung, Berikut Fakta Stadion Bangkit Papua

Anggoro menjelaskan jika banyak material yang harus didatangkan dari Jawa, sedangkan untuk pendukung harus impor dari luar negeri. Dengan demikian membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendatangkannya.

"Mungkin hanya beton yang dibuat di sini. Untuk sisanya harus didatangkan dari Jawa seperti besi maupun baja. Itu yang menjadi tantangan. Solusinya kami harus berusaha mendatangkan barang lebih cepat sebelum Natal," tambahnya.

Baja yang digunakan baik untuk Istora maupun kolam akuatik, harus didatangkan dari Krakatau Steel, Banten, Jawa Barat. Bahkan khusus untuk atap Istora membutuhkan 1.000 ton, dengan demikian butuh banyak kapal untuk membawanya ke Papua.

"Untuk pembangunan lapangan kriket dan hoki tantangannya adalah infrastruktur jalan menuju Doyo Baru. Kami masih menunggu status jalan yang ada apakah jalan nasional ataui jalan provinsi," papar pria yang juga menjadi ujung tombak saat pembangunan lokasi pertandingan Asian Games 2018 itu.

Baca Juga: Resmi, Stadion Papua Bangkit 100 Persen Tuntas

Meski banyak tantangan, Anggoro menegaskan pembangunan lokasi pertandingan kejuaraan empat tahunan yang diikuti atlet dari 34 provinsi ini tetap sesuai dengan tahapan dan bakal tuntas Juli 2020.

"Tantangan yang lebih berat justru setelah PON, yaitu perawatan. Seperti kolam, itu tidak boleh berhenti perawatannya. Estimasi untuk tiga kolam antara Rp500-600 juta per bulan. Jika kolam GBK sekitar Rp1 miliar," ujar Anggoro menjelaskan.

Untuk itu pihaknya berharap pemerintah provinsi Papua segera membentuk lembaga khusus untuk mengelola komplek Stadion Papua Bangkit secara profesional

Penulis :
Tatang Adhiwidharta