
Pantau.com - Liga 2 musim 2019 resmi dibuka di Stadion Brawijaya, Kediri, Sabtu,22 Juni 2019, dengan mempertemukan pertandingan antara Persik Kediri dan PSBS Biak menjadi laga pembuka.
Mengingat rekomendasi Liga 2 baru diberikan kurang dari 24 jam sebelum kick off dimulai, membuat laga pembuka kompetisi kasta kedua ini berlangsung sangat sederhana. Bahkan bisa dibilang kering, meskipun tuan rumah memetik kemenangan besar 4-0 atas tamunya.
Tidak ada upacara pembukaan yang meriah, hanya seremoni jabat tangan antara Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Dirk Soplanit, anggota Komite Eksekutif PSSI seperti Gusti Randa, Papat Yunisal, Yunus Nusi, dan Refrizal dengan para pemain di tengah lapangan serta foto bersama.
Komite Sepakbola PSSI, Yunus Nusi mengatakan jika yang terpenting saat ini pertandingan mampu berjalan dengan lancar dan baik tanpa ada masalah.
"Kami berharap pembukaan berlangsung meriah. Tapi kami baru dapat rekomendasi BOPI dan izin kepolisian kemarin, hingga kami dan panpel tuan rumah pun hanya menyesuaikan dengan keadaan. Terpenting buat kami pertandingan bisa berjalan, karena keinginan teman-teman klub untuk berkompetisi sangat besar, toh seremoni hanya formalitas saja. Saat ini kita harus realistis, kehilangan Ketum dan Wakil Ketum, Joko (Driyono) sangat berpengaruh di kepengurusan maupun sponsor," ujar Yunus saat ditemui di Stadion Brawijaya, Sabtu, 22 Juni 2019.
Baca juga: Liga 2: Persik Kediri Gulung PSBS Biak 4 Gol Tanpa Balas
Menurutnya, pihaknya pun tidak ingin membenahi klub untuk pembukaan secara finansial. Sebab, semangat kompetisi dari klub ada namun pendapatan tidak besar.
"Kami tidak maksakan diri. Sudah bagus bisa subsidi klub dan bisa tangani lima timnas saat ini tanpa bantuan pemerintah secara penuh. Tapi kami yakin dengan kepercayaan dari publik sepak bola termasuk kedatangan suporter ke stadion dukung klub kebanggaan, dengan euforia yang ada putaran kedua finansial akan stabil," tambahnya.
Bentuk besarnya euforia para suporter terlihat dari hampir penuhnya Stadion Brawijaya tempat berlangsungnya pertandingan. Para suporter Persik yang dipanggil Persikmania meski sederhana memberikan suguhan cukup menarik. Ada beberapa koreografi 3D kreatif yang ditampilkan mereka.
"Kita masih optimis dengan kesederhanaan ini, kita bisa mencoba untuk mengairahkan semangat sepakbola ini. Kiya juga tidak bisa memaksakan diri, yang penting kita mampu memberikan subsidi kepada klub, timnas juga bisa kita tangani dengan keuangan pas-pasang, dan itu saja saat ini sisa-sisa semangat kita jalankan demi sepakbola Indonesia," tuntasnya.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi