
Pantau.com - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang diwakili oleh Deputi III, Raden Isnanta, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) terkait pengembangan atlet di seluruh daerah Indonesia.
MoU ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah daerah dan pusat. Dalam kesepakatan itu turut hadir beberapa perwakilan, dari Apkasi yang juga Bupati Minahasa Selatan, Christiany Eugenia Paruntu dengan Raden Isnanta di depan semua staf khusus, staf ahli dan dinas terkait.
Adapun goal-nya, MoU ini diharapkan masing-masing daerah akan mampu melahirkan atlet muda dan berprestasi. Agenda rakor dengan tema “Sinergi Pondasi Untuk Atlet Berprestasi Beri Masa Depan Pasti” ini juga bisa terus terjaga, seperti atlet yang sukses masuk pembinaan yakni Lalu Muhammad Zohri, Witan Sulaiman, dan masih banyak yang lainnya.
Baca Juga: 18 Pesepakbola U-15 Berangkat ke Portugal
"Lengkap ya, jadi kan ini kita supaya sinergi dengan daerah semua lini ini (dinas terkait) harus bergerak yang sama, karena tadi kita lihat kesepahaman dengan daerah, ini baru kabupaten dulu," ujar Raden Isnanta di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019 malam.
Isnanta memaparkan nota kesemapahan ini terkait dengan kualitas atlet dan olahraga di daerah. Pembentukan Pusat Pendidikan dan latihan Pelajar (PPLP) merupakan ujung tombak di daerah yang mesti diperhatikan agar semua atlet daerah yang berprestasi akan terlihat bakatnya.
"Ada kurang lebih 20 cabang olahraga di PPLP, Taekwondo, Silat, bahkan Wushu pun kita sudah berkelas dunia. Di beberapa daerah sudah sukses terbentuknya atlet-atlet berprestasi seperti Witan Sulaiman dan masih banyak yang lainnya," tambahnya.
Baca Juga: Kemenpora Sebut Gelandang Muda Persela Ini Akan Trial di Klub Norwegia
Bukan hanya itu, Deputi III itu mengatakan dengan adanya agenda seperti ini, pihaknya secara tidak langsung memupuk sebuah regenerasi para atlet senior dengan junior dengan pembinaan dini. Menurut Isnanta, tidak memungkinkan sebuah cabang olahraga akan terus bergantung pada keberadaan atlet senior.
"Kita fondasinya ya dari pembinaan usia muda, jadi kita tidak mungkin lagi bergantung kepada senior-senior yang terbaik saat ini karena mau dipaksa sekalipun. Kalau masa keemasannya sudah habis gak mungkin lagi naik menuju olimpiade maupun kejuaraan dunia," ungkap Raden.
Isnanta juga berpesan, apabila ingin menghasilkan atlet unggulan, jangan hanya melihat PPLP yang ada di ibukota Provinsi saja. Namun potensi kabupaten dan kota harus dilihat, karena akan banyak anak-anak yang berprestasi di berbagai daerah.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta