
Pantau.com - Klub-klub sepak bola papan atas Brasil menawarkan stadion mereka untuk memungkinkan otoritas kesehatan mengubahnya menjadi klinik dan rumah sakit lapangan guna memerangi pandemi virus korona jenis baru atau COVID-19.
Ketika sepak bola di negara tersebut ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut, lebih dari setengah klub-klub Serie A Brasil telah menyerahkan stadion mereka saat pihak berwenang di Sao Paulo dan Rio de Janeiro yang berusaha memperluas kapasitas rumah sakit untuk menangani krisis.
Baca juga: LIB Minta Saran Klub untuk Pelaksanaan Liga yang Distop Imbas Wabah Korona
Presiden Flamengo Rodolfo Landim mengatakan pihaknya menyerahkan secara penuh kendali Stadion Maracana di Rio de Janeiro kepada otoritas kesehatan.
"Pada momen yang suram ini, saya ingin mengundang negara Merah dan Hitam kita yang besar untuk memperbarui harapan dan bekerja untuk hari-hari yang lebih baik. Mari kita jaga orang tua kita, bantu mereka yang paling membutuhkan," tulis Landim dalam pesan kepada para suporter seperti dikutip AFP, Senin (23/3/2020).
Pihak berwenang di Sao Paulo -- kota terbesar di Brazil -- mengatakan mereka akan memasang 200 tempat tidur di rumah sakit lapangan di stadion kota Pacaembu untuk mengurangi tekanan pada rumah sakit-rumah sakit di kota tersebut, sementara dua dari klub besar di kota itu mengulurkan tangan.
Corinthians mengatakan mereka telah menyediakan Stadion Itaquerao dan pusat pelatihan mereka "sehingga pihak berwenang bisa mengevaluasi bagaimana tempat tersebut dapat digunakan untuk memerangi penyebaran penyakit itu".
Sementara Santos mengumumkan bahwa klinik sementara akan dibangun di salah satu ruang tunggu di dalam Stadion Vila Belmiro.
Baca juga: Kabar Buruk Akhir Pekan, Tiga Pesohor Sepak Bola Italia Positif Korona
Sebanyak 1.128 orang di Brazil dinyatakan terinfeksi virus corona dan 18 meninggal dunia. Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta pada Jumat memprediksi virus akan mencapai puncaknya di negara tersebut antara April dan Juni, mengantisipasi penurunan COVID-19 mulai September.
Mandetta mengingatkan sistem kesehatan di negara berpenduduk 210 juta jiwa itu bisa mencapai titik jenuh pada akhir April, demikian AFP.
- Penulis :
- Reza Saputra