Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Profil Irene Kharisma Sukandar, Pernah Jadi Atlet Termuda di SEA Games

Oleh Denis Syaiful Arif
SHARE   :

Profil Irene Kharisma Sukandar, Pernah Jadi Atlet Termuda di SEA Games

Pantau.com - Nama GM Irene Kharisma Sukandar belakangan jadi perbincangan sejak polemiknya Dewa Kipas santer dikabarkan. Ia disebut bakal berduel dengan Dewa Kipas dan akan disiarkan secara langsung di podcast Deddy Corbuzier. Tak heran, profil Irene Sukandar kini jadi sorotan.

Sebelumnya, Irene melayangkan surat terbuka ke Deddy Corbuzier berisi tanggapannya perihal bahasan podcast Deddy mengenai pertandingan catur online Chess.com antara pecatur Dewa Kipas melawan pecatur asal Amerika Serikat, sekaligus YouTuber GothamChess atau Levy Rozman. 

Agar tak penasaran dengan sosok Irene, mari simak profil Irene Kharisma Sukandar berikut ini.

Baca juga: Duel Dewa Kipas vs GM Irene Ingin Dibeli Stasiun TV tapi Ditolak Deddy Corbuzier, Apa Alasannya? 

Profil Irene Sukandar

Lahir di Jakarta, 7 April 1992 lalu, perempuan yang kini menyandang salah satu gelar tertinggi di kasta percaturan nasional ini ternyata memiliki nama lengkap Irene Kharisma Sukandar.

Bakatnya terlihat sejak kecil, Irene sudah aktif berlatih di Sekolah Catur Utut Adianto pada tahun 1999, yang berarti sejak usianya 7 tahun.

Gelar juara sendiri pertama didapatkan pada saat ia duduk di kelas 5 SD. Ini jadi tanda kuat bahwa Irene memang memiliki bakat di permainan penuh strategi ini.

Karier di dunia percaturan

Demi meningkatkan level permainan dan memperdalam pengalaman, Irene ikut bertarung di sektor putra. Hasilnya pun berbuah manis, dia meraih beragam prestasi dan penghargaan, baik di dalam maupun luar negeri. Hebatnya, Irene sukses mendapatkan gelar Master Nasional Wanita Termuda Indonesia dan menduduki peringkat 10 besar. 

Ketika masih SMP, Irene dianugerahi gelar Master dari Federasi Catur Dunia (FIDE). dan resmi menyandang gelar Grand Master Indonesia Wanita pertama pada tahun 2008. Kegemilangannya dalam memainkan bidak catur membuat dirinya dipanggil PERSACI (Persatuan Catur Seluruh Indonesia) ke timnas catur Indonesia. 

Dia pernah menjadi atlet termuda dari semua cabang ketika terpilih menjadi anggota kontingen Indonesia pada SEA Games Vietnam 2003. Irene yang saat itu berusia 11 tahun pun sukses berprestasi dengan membawa pulang dua keping medali perak.

Pada tahun 2014, ia berhasil mencapai rating 2400, yang mengantarkannya pada gelar baru yakni Master Internasional. Gelar ini terbilang cukup unik, karena biasanya diberikan pada pecatur laki-laki.

Meski demikian karir Irene tentunya tidak langsung berjalan mulus, dari pengakuan sang ayah yaitu Singgih Heyzkel, menyatakan bahwa tak sedikit pula waktu bermain di lapak-lapak yang Irene jalani. 

Di sana, ia dilatih menguatkan mental dan mengasah kemampuannya, melawan orang-orang yang jauh lebih dewasa darinya. Hal ini membuktikan bahwa perjuangan Irene Sukandar menjadi pecatur papan atas melewati jalan yang berliku dan melalui proses yang panjang.

Baca juga: Video: 'Dewa Kipas' Merasa Sakit Hati dan Menantang Grandmaster Catur Irene

Biodata Irene Kharisma Sukandar 

  • Lahir: Jakarta, 7 April 1992
  • Orang tua: Singgih Heyzkel dan Cici Ratna Mulya

Pendidikan:

  • SD Negeri 3 Pagi Kebayoran Lama, Jakarta
  • SMP Negeri 16 Bekasi
  • SMA Nusantara Jakarta Timur
  • Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Universitas Gunadarma

Prestasi

  • Juara 3 Kelompok Umur (KU) 10 Kejuaraan Catur ASEAN, Singapura (2002)
  • Juara 4 KU 10 tahun Kejuaraan Catur ASEAN, Malaysia (2003)
  • Dua medali perak pada SEA Games Vietnam (2003)
  • Peringkat ke-9 Kejuaraan Dunia Junior Yunani (2003)
  • Medali perak Olimpiade Catur papan tiga, Spanyol (2003)
  • Peringkat ke-14 Kejuaraan Dunia Junior di bawah 14 tahun di Pulau Kreta, Yunani (2004)
  • Medali perak Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun, Singapura (2004)
  • Imbang 3-3 dalam dwitarung melawan GMW Corke (juara 1 Kejuaraan Catur Asia di bawah 14 tahun di Singapura) (2005)
  • The Best Woman Player pada Malaysia Open (2008)
  • Imbang 2-2 melawan IM Tania Sachdev dalam dwilomba JAPFA (2010)
  • Juara 1 dalam Brunei Invitational IM Tournament 1 dan juara 2 dalam Brunei Invitational IM Tournament 2 (2010)
  • Medali Perunggu di 26th SEA  Games, Indonesia (2011)
  • The Best Woman Player di Queenstown Chess Classic, Selandia Baru (2012)
  • Juara 1 Asian Continental Chess Championship, Vietnam (2012)
  • Juara 1 the 5th Alexander the Great open Championship 2013' di Chalkidiki, Yunani (2013)
  • The Best Woman Player di Grand Europe Open Albena, Bulgaria (2013)
  • Medali Emas International Chess Rapid pada 27th SEA Games 2013 di Nay Pyi Taw, Myanmar (2013)
  • Juara 1 Australian Women's Masters di Melbourne, Australia (2014)
  • Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Sharjah, Uni Emirat Arab (2014)

Gelar: 

  • Grand Master Wanita (WGM) (2008)
  • Master Internasional (IM), gelar bagi pecatur laki-laki (2014

Penghargaan: 

  • Parama Krida Pratama dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (2005)
  • Atlet Harapan Indonesia Terbaik pada Indonesian Sports Award (2006)
  • Atlet Wanita Berprestasi Internasional dari Perwosi (Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia) (2006)
  • Atlet Harapan Terbaik dari Tabloid BOLA (2007)
  • Wanita Pertama Indonesia yang bergelar Grand Master Wanita dari Museum Rekor Indonesia (2008)
  • Atlet Putri Terbaik Indonesia di Anugerah Atlet Olahraga Indonesia (2009)
  • KONI Award sebagai salah satu Atlet Berprestasi (2014).
Penulis :
Denis Syaiful Arif