
Pantau - Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam ekosistem baterai kendaraan listrik global berkat dukungan kuat pemerintah. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah yang mendorong hilirisasi sektor energi.
"Indonesia memiliki peluang besar menjadi pemain kunci dalam ekosistem baterai kendaraan listrik, selaras dengan prioritas pemerintah mengenai hilirisasi,'' kata Anggota Komisi XII DPR RI, Dewi Yustisiana seperti dalam keterangannya, Jumat (21/2/2025).
Dewi mendorong PT Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk memperkuat konsolidasi dengan pemerintah dan pemegang saham, guna mengoptimalkan potensi ekosistem kendaraan listrik di tanah air.
Baca juga: Infrastruktur SPKLU Diperluas, Kementerian ESDM Targetkan 62.918 Unit hingga 2030
IBC, yang sahamnya dimiliki oleh PT Antam, PT Inalum, PT Pertamina New & Renewable Energy, dan PT PLN, diharapkan menyusun rencana kerja dan anggaran yang realistis dan memiliki target yang jelas.
Menurut data IBC, Indonesia menyumbang 40-45 persen bahan baku baterai kendaraan listrik global, yang sebagian besar diproses di negara lain seperti China.
Untuk itu, hilirisasi bahan baku baterai di Indonesia sangat penting, mengingat dampaknya pada penguatan industri dalam negeri.
Pemerintah menganggap hal ini sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak dan menurunkan polusi.
Baca juga: Jasa Marga Tingkatkan Jumlah SPKLU di 27 Rest Area Travoy
Infrastruktur kendaraan listrik juga mengalami kemajuan pesat, dengan jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) meningkat 300 persen, dari 1.000 unit pada 2023 menjadi lebih dari 3.000 unit pada 2024.
Fasilitas home charging services (HCS) turut tumbuh pesat, dari 9.000 unit pada 2023 menjadi 28.000 unit pada 2024.
Kementerian ESDM menargetkan pembangunan 5.810 SPKLU pada 2025, dan lebih dari 26.000 unit pada 2028.
- Penulis :
- Sofian Faiq
- Editor :
- Sofian Faiq