HOME  ⁄  Otomotif

Aston Martin Fokus pada Mobil Hybrid Valhalla, Pangkas 170 Karyawan untuk Hemat Biaya

Oleh Sofian Faiq
SHARE   :

Aston Martin Fokus pada Mobil Hybrid Valhalla, Pangkas 170 Karyawan untuk Hemat Biaya
Foto: gettyimages

Pantau - Aston Martin mengumumkan pemangkasan 170 karyawan atau 5 persen tenaga kerja sebagai bagian dari upaya efisiensi untuk menghemat 25 juta poundsterling. Langkah ini diambil setelah perusahaan mengalami kerugian besar dan lonjakan utang.

Dikutip dari Reuters, Jumat (28/2/2025), keputusan ini menyebabkan harga saham Aston Martin anjlok lebih dari 9 persen. 

Selain itu, perusahaan menunda peluncuran mobil listrik murni (EV) hingga akhir dekade ini, dan memfokuskan pengembangan Aston Martin Valhalla, mobil hybrid ultra-mewah yang diharapkan jadi pilar utama pertumbuhan.

Chief Executive Adrian Hallmark menegaskan pentingnya efisiensi lebih lanjut guna memperbaiki kinerja keuangan. 

“Meskipun kami mulai membuat kemajuan dalam mengurangi biaya operasional, kami perlu melakukan lebih banyak perbaikan untuk mendukung kinerja keuangan di masa depan,'' kata Hallmark.

Saham Aston Martin mengalami penuruan lebih dari 9 persen setelah pengumuman pemangkasan karyawan.

Baca juga: Industri Otomotif Eropa Guncang, Ford PHK 4.000 Karyawan

Investor kecewa dengan proyeksi pertumbuhan wholesales 2025 yang hanya satu digit, jauh di bawah ekspektasi.

Analis Barclays menilai Aston Martin perlu meningkatkan permintaan dan pesanan untuk kembali ke jalur yang positif. 

Proyeksi yang rendah ini kata Barclays mengecewakan banyak investor yang mengharapkan pertumbuhan signifikan.

Sebagai langkah strategis, Aston Martin fokus pada pengembangan mobil hybrid Aston Martin Valhalla. 

Mobil ini akan diproduksi terbatas sebanyak 999 unit dengan harga 850.000 poundsterling, dengan pengiriman pertama dijadwalkan pada paruh kedua 2025.

Baca juga: Kapasitas Produksi Global Dipangkas, Nissan Siap PHK 9 Ribu Karyawan

Hallmark percaya Valhalla akan menjadi kontributor penting bagi keuangan perusahaan dan menjaga Aston Martin relevan di pasar mobil mewah yang semakin kompetitif.

Pemerintah AS berencana mengenakan tarif 25 persen untuk mobil impor, yang dapat memengaruhi daya saing Aston Martin. 

Hal tersebut menjadi ancaman serius bagi perusahaan yang sangat bergantung pada pasar AS.

Selain itu, pelemahan pasar mobil mewah di China semakin menambah tantangan bagi Aston Martin. 

Kemudian, penurunan permintaan di pasar tersebut memengaruhi banyak produsen, termasuk Aston Martin.

Aston Martin berharap Valhalla dapat meningkatkan pendapatan operasional dan arus kas bebas pada 2025. 

Penulis :
Sofian Faiq