
Pantau - Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) untuk melakukan langkah antisipatif terhadap berbagai potensi risiko saat puncak pelaksanaan ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Menag menyampaikan bahwa pemetaan risiko yang dilakukan Itjen, mulai dari identifikasi potensi hingga langkah mitigasinya, merupakan bentuk kesiapan luar biasa yang dapat menjadi acuan penting dalam menyukseskan layanan haji.
"Kerja Itjen dalam memetakan mulai dari risiko, penyebab, dampak, hingga mitigasinya adalah bentuk kesiapan yang luar biasa. Ini akan menjadi acuan penting dalam menyukseskan puncak layanan haji," ujar Menag di Jakarta, Minggu.
Ia juga mengapresiasi kerja keras Itjen dalam menyusun peta risiko dan menegaskan bahwa seluruh potensi risiko dalam puncak pelaksanaan ibadah haji harus dimitigasi secara menyeluruh.
"Apalagi menyangkut pelaksanaan murur, ini bagian penting dalam optimalisasi layanan jamaah haji. Maka perhatian terhadap kaidah syariah juga harus menjadi prioritas," tambahnya.
Pengawasan Berbasis Risiko untuk Tingkatkan Kepuasan Jamaah
Plt. Inspektur Jenderal Kemenag, Faisal Ali Hasyim, telah menyerahkan laporan hasil identifikasi risiko dan mitigasi layanan di Armuzna kepada Menteri Agama sebagai bentuk tanggung jawab dalam pengawasan penyelenggaraan ibadah haji.
"Mitigasi risiko layanan Armuzna ini kami siapkan sebagai langkah preventif terhadap potensi masalah yang dapat menghambat kelancaran ibadah jamaah," ujar Faisal.
Ia menjelaskan bahwa pengawasan tahun ini dilakukan berbasis risiko untuk mendukung kelancaran layanan sekaligus meningkatkan tingkat kepuasan jamaah haji Indonesia.
"Ukuran sukses haji tetap merujuk pada Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI) yang diukur oleh BPS. Maka pengawasan kami pun diarahkan untuk memberi dampak pada meningkatnya kepuasan tersebut," kata Faisal.
- Penulis :
- Pantau Community