Pantau - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengaku pesimis apabila Kaesang Pangarep bisa menang jika benar-benar maju di Pilkada DKI Jakarta.
Yunarto tidak mempermasalahkan jika Kaesang maju dalam pertarungan Pilkada DKI. Menurutnya, hal itu akan memberikan pilihan kepada warga Jakarta.
"Kalau Mas Kaesang mau maju, silakan. Jangan tanggung-tanggung. Ada Mas Bobby maju, ada Mas Gibran maju, dan sekarang Mas Kaesang juga," ujar Yunarto, dikutip Selasa (4/6/2024).
Namun, Yunarto mengingatkan kembali momen Pilkada DKI 2012 dan 2017 yang tak terduga. Pada 2012, Jokowi yang saat itu menjabat sebagai Walikota Solo berhasil mengalahkan calon petahana, Fauzi Bowo alias Foke.
Sementara pada 2017, calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga kalah dari Anies Baswedan, yang merupakan mantan Menteri Pendidikan di era Jokowi.
"Ini mungkin ada di kepala teman-teman yang ingin mengajukan pasangan yang mengejutkan. Mungkin mereka merasa ada mitos bahwa yang mengejutkan itulah yang akan menang," kata Yunarto.
Namun, ia mengingatkan agar tidak terjebak pada mitos semata. Ada faktor lain yang harus diperhatikan.
"Dalam pola yang ada, belum tentu nama besar dan darah biru menjadi faktor yang menguatkan. Bisa jadi malah sebaliknya, melemahkan," jelasnya.
Yunarto memberikan contoh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang masih muda dan memiliki nama besar, tapi tetap kalah di Pilkada DKI 2017.
"Apalagi jika lawannya adalah Anies Baswedan atau Ahok. Mereka sudah punya rekam jejak yang jelas. Sementara yang diusung saat ini, kita belum tahu sepak terjangnya. Saya meyakini, situasi seperti itu bisa saja berakhir seperti AHY," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
