
Pantau - Generasi Z atau Gen Z memiliki peran krusial dalam Pilkada Jakarta 2024. Sebagai salah satu kelompok pemilih terbesar, Gen Z dapat memengaruhi hasil pemilu melalui perspektif segar yang mereka bawa dalam demokrasi. Dari total 204,8 juta pemilih pada Pemilu 2024, 46,8 juta di antaranya adalah Gen Z. Angka ini menegaskan besarnya suara yang dapat diberikan generasi ini dalam menentukan pemimpin DKI Jakarta.
Dinamika politik di media sosial menjadi lahan bagi Gen Z untuk mengekspresikan aspirasi, mulai dari kritik hingga dukungan. Dea, warga Jakarta Selatan, dan Tegar dari Jagakarsa, adalah contoh pemilih muda yang aktif mencari tahu tentang visi-misi kandidat melalui platform seperti Instagram dan TikTok. Bagi mereka, media sosial memudahkan akses dan memungkinkan keterlibatan tanpa harus hadir di lapangan.
Namun, tantangan juga muncul. Tegar, misalnya, berharap agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) lebih aktif melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi politik di media sosial, termasuk tentang prosedur dan tata cara pemilu."Informasi soal kandidat mudah diakses, tapi Gen Z juga butuh panduan agar menjadi pemilih yang cerdas," ungkapnya.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Ingin Bangun Rumah Gen Z di Atas Pasar Tanah Abang
Sebagai tanggapan, KPU DKI Jakarta menggelar program KPU Goes To School, KPU Goes to Campus, dan KPU Goes to Pesantren untuk meningkatkan partisipasi pemilih pemula. Melalui kegiatan ini, KPU bekerja sama dengan sekolah, kampus, dan komunitas untuk menyosialisasikan tahapan pilkada. Ketua KPU Jakarta Pusat, Efniadiansyah, menyebut bahwa mereka menggunakan metode kreatif, termasuk konten media sosial, agar informasi lebih mudah diterima oleh generasi muda.
Selain penyelenggara pemilu, para calon juga berlomba-lomba menarik perhatian Gen Z dengan janji-janji yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Beberapa kandidat berjanji menciptakan lapangan kerja, memfasilitasi program magang, serta menyediakan pelatihan di Balai Latihan Kerja. Solusi ini mereka tawarkan sebagai respons atas tingginya angka pengangguran pada kelompok usia muda di Jakarta.
Meski janji-janji tersebut menjanjikan, penting bagi Gen Z untuk tetap kritis dalam menilai program-program yang ditawarkan. Sebagaimana dijelaskan oleh analis politik Ujang Komarudin, partisipasi aktif dan pola pikir kritis Gen Z sangat dibutuhkan untuk mewujudkan demokrasi yang sehat.
Pilkada Jakarta 2024 bukan hanya ajang politik lima tahunan bagi Gen Z, melainkan kesempatan untuk membentuk masa depan Jakarta sesuai visi mereka. Jika peran mereka dimaksimalkan, Gen Z tidak hanya menjadi penentu, tetapi juga menjadi calon pemimpin masa depan Jakarta.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah