Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Pemilu 2024

Mitos Klan Atut Menang di Pilgub Banten Terpatahkan?

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Mitos Klan Atut Menang di Pilgub Banten Terpatahkan?
Foto: Pengamat politik dari Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul. (ANTARA FOTO/Azmi)

Pantau - Pengamat politik dari Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, menilai bahwa dinamika hasil Pilkada 2024 yang tercermin dari quick count dapat menjadi acuan sementara.

Meskipun belum menjadi hasil resmi melalui real count, quick count tetap merupakan data akademis yang memiliki kredibilitas dan dapat dipertanggungjawabkan.

"Rata-rata hasilnya itu gak lebih dari 10 persen lah bedanya dengan real count. Dengan demikian, memang berpeluang besar Andra Soni-Dimiyati Natakusumah menang," ujarnya kepada Pantau.com, Rabu (27/11/2024).

Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat anomali ini bisa berubah 180 derajat. Dia menuturkan, kalau bisa dilihat bahwa Airin Rachmi Diany popularitas dan elektabilitasnya cukup tinggi.

"Dalam survei, kandidat dengan dukungan 60-70 persen biasanya memiliki peluang besar untuk menang dalam Pilkada. Namun, jika mencermati hasil quick count, terlihat adanya perubahan drastis hingga 180 derajat. Menurut saya, faktor utama yang memengaruhi hasil ini adalah endorsement dari Prabowo Subianto. Dukungan tersebut terbukti sangat signifikan dan memberikan jaminan kemenangan, terutama di wilayah Banten," jelasnya.

Baca juga: LSI Denny JA: Andra-Dimyati Capai 55,82 Persen, Airin-Ade 44,18 Persen

Dia bilang, kemenangan Prabowo di Pilpres 2024 juga menegaskan, Banten itu kandangnya Prabowo, ditambah kini dia berkuasa. Hal ini, kata Adib, menjadi faktor utamanya.

Dia menambahkan, Andra Soni yang mendapat endorsement Prabowo itu tak bisa dipungkiri yang akhirnya meluluhlantakkan berbagai hasil survei yang mengunggulkan Airin dari segi popularitas dan elektabilitas.

"Tentu saja, situasi dapat berubah dengan cepat di akhir. Selain itu, tidak dapat dipungkiri adanya kecurigaan terhadap isu-isu seperti korupsi," ungkap Adib.

"Isu tersebut, meskipun pernah dihentikan melalui SP3 pada 2008, kembali mencuat pada 2011. Hal ini, menurut saya, menjadi salah satu faktor yang melemahkan klan Atut," sambungnya.

Isu korupsi di Banten, kata Adib, ternyata sangat efektif memengaruhi persepsi publik. Menurutnya, isu korupsi yang diangkat di akhir ini berhasil dimainkan dengan baik dan mampu mengubah konstelasi politik secara cepat.

"Dua faktor tersebut, yakni isu korupsi dan strategi akhir, menjadi alasan utama yang membuat hasil quick count hari ini berubah drastis hingga 180 derajat," tandasnya.

Penulis :
Khalied Malvino