
Pantau - Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menilai, pernyataan Muhaimin Iskandar soal seluruh koalisi partai politik rawan pecah mengisyaratakan rapuhnya koalisi antara PKB dengan Gerindra.
Umam menduga, Muhaimin kian kehilangan kepercayaan terhadap koalisi yang partainya bangun bersama parpol pimpinan Prabowo Subianto itu.
"Statement Cak Imin itu menunjukkan kian melemahnya kepercayaan politik atau political distrust dari PKB terhadap Gerindra. Rapuhnya basis koalisi mereka semakin tampak nyata," kata Umam, Kamis (15/12/2022).
Menurut Umam, lewat pernyataan tersebut Cak Imin ingin melempar kode keras sekaligus peringatan ke Gerindra, bahwa PKB bisa saja hengkang dari koalisi kapan pun mereka mau.
Sinyal ini sudah tampak sejak beberapa waktu lalu, ketika Cak Imin melontarkan pernyataan hendak membentuk komposisi baru jika Prabowo berduet dengan Ganjar Pranowo pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Rangkaian sinyal itu, lanjut Umam, menunjukkan bahwa Cak Imin masih bersikukuh menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo pada Pilpres mendatang.
"Jika memang tidak ada ruang negosiasi dan menghadirkan kepastian bagi Cak Imin untuk mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024, maka keputusan berpisah merupakan sesuatu yang wajar," ujar Umam.
Umam menduga, terjadi kebuntuan komunikasi yang serius antara PKB dan Gerindra. Harapan Cak Imin untuk berpasangan dengan Prabowo sebagai capres-cawapres 2024 seolah bertepuk sebelah tangan.
"Hingga kini Prabowo masih terus berburu figur cawapres lain yang diyakini lebih berpotensi mendongkrak kemenangannya," tutupnya.
Umam menduga, Muhaimin kian kehilangan kepercayaan terhadap koalisi yang partainya bangun bersama parpol pimpinan Prabowo Subianto itu.
"Statement Cak Imin itu menunjukkan kian melemahnya kepercayaan politik atau political distrust dari PKB terhadap Gerindra. Rapuhnya basis koalisi mereka semakin tampak nyata," kata Umam, Kamis (15/12/2022).
Menurut Umam, lewat pernyataan tersebut Cak Imin ingin melempar kode keras sekaligus peringatan ke Gerindra, bahwa PKB bisa saja hengkang dari koalisi kapan pun mereka mau.
Sinyal ini sudah tampak sejak beberapa waktu lalu, ketika Cak Imin melontarkan pernyataan hendak membentuk komposisi baru jika Prabowo berduet dengan Ganjar Pranowo pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Rangkaian sinyal itu, lanjut Umam, menunjukkan bahwa Cak Imin masih bersikukuh menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo pada Pilpres mendatang.
"Jika memang tidak ada ruang negosiasi dan menghadirkan kepastian bagi Cak Imin untuk mendampingi Prabowo pada Pilpres 2024, maka keputusan berpisah merupakan sesuatu yang wajar," ujar Umam.
Umam menduga, terjadi kebuntuan komunikasi yang serius antara PKB dan Gerindra. Harapan Cak Imin untuk berpasangan dengan Prabowo sebagai capres-cawapres 2024 seolah bertepuk sebelah tangan.
"Hingga kini Prabowo masih terus berburu figur cawapres lain yang diyakini lebih berpotensi mendongkrak kemenangannya," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas