
Pantau - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menginginkan Pemilu 2024 tetap menggunakan sistem proporsional terbuka.
“Kami sangat berharap para hakim yang mulia di MK meneruskan tradisi masyarakat demokrasi serta tradisi Pemilu demokratis. Kalau berbicara tradisi demokrasi, maka tradisinya masyarakat dan Pemilu terbuka,” kata Fahri, Senin (12/6/2023).
Menurutnya, publik harus menggunakan hak pilihnya untuk memilih wakil mereka secara langsung. Rakyat tidak boleh disabotase kepentingan elite partai politik.
Fahri mengatakan, jika menyangkut kepentingan umum dan masyarakat, semakin terbuka maka akan semakin demokratis.
“Kita sudah membuka negara ini. Hasilnya luar biasa. Jangan lagi kita serahkan urusan umum publik hanya kepada segelintir elite,” pesannya.
Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menilai, Pemilu 2024 amat krusial. Sebab, akan menentukan apakah negara ini ke depan kembali sentralisasi dan oligarki, atau akan semakin demokratis.
“Kader Gelora bukan hanya mewakili partai politik dan pengurusnya. Kami akan jadi wakil yang melayani kepentingan rakyat yang memilih kami,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengatakan, meski berharap sistem Pemilu tetap terbuka, namun pihaknya menyiapkan dua skenario menghadapi putusan MK.
“Sudah pasti mendukung sistem proporsional terbuka. Tapi kan kita jauh dari jangkauan MK. Sebagai partai peserta Pemilu, kita menyiapkan duanya-duanya,” kata Anis.
“Kami sangat berharap para hakim yang mulia di MK meneruskan tradisi masyarakat demokrasi serta tradisi Pemilu demokratis. Kalau berbicara tradisi demokrasi, maka tradisinya masyarakat dan Pemilu terbuka,” kata Fahri, Senin (12/6/2023).
Menurutnya, publik harus menggunakan hak pilihnya untuk memilih wakil mereka secara langsung. Rakyat tidak boleh disabotase kepentingan elite partai politik.
Fahri mengatakan, jika menyangkut kepentingan umum dan masyarakat, semakin terbuka maka akan semakin demokratis.
“Kita sudah membuka negara ini. Hasilnya luar biasa. Jangan lagi kita serahkan urusan umum publik hanya kepada segelintir elite,” pesannya.
Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menilai, Pemilu 2024 amat krusial. Sebab, akan menentukan apakah negara ini ke depan kembali sentralisasi dan oligarki, atau akan semakin demokratis.
“Kader Gelora bukan hanya mewakili partai politik dan pengurusnya. Kami akan jadi wakil yang melayani kepentingan rakyat yang memilih kami,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengatakan, meski berharap sistem Pemilu tetap terbuka, namun pihaknya menyiapkan dua skenario menghadapi putusan MK.
“Sudah pasti mendukung sistem proporsional terbuka. Tapi kan kita jauh dari jangkauan MK. Sebagai partai peserta Pemilu, kita menyiapkan duanya-duanya,” kata Anis.
- Penulis :
- Aditya Andreas