Pantau Flash
HOME  ⁄  Politik

Demokrat Buka 'Luka Lama' Prabowo, Dulu Banyak Pihak yang Mendukung dan Didukung

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Demokrat Buka 'Luka Lama' Prabowo, Dulu Banyak Pihak yang Mendukung dan Didukung
Foto: Prabowo Subianto dan Anies Baswedan - (Tangkap layar)

Pantau - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Rachland Nashidik menganggap tak ada hal baru yang publik belum tahu dari capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Dia menuturkan, sejak Pemilu berlangsung lima kali, Prabowo kerap kali diserang orang yang dulu didukung atau mendukungnya, termasuk capres nomor urut 1 Anies Baswedan.

"Tidak ada hal baru yang belum diketahui publik tentang Pak Prabowo. Lima kali Pemilu, dia diserang dan dikuliti--bahkan oleh pihak-pihak yang dulu mendukung atau didukungnya," kata Rachland di akun media sosial X seperti dilihat pada Kamis, (11/1/2024).

Rachland pun mengungkap pihak yang dulu mendukung atau didukung Prabowo adalah PDIP dan PKS. Kala itu, PDIP mendukung Prabowo yang mendampingi Megawati Soekarnoputri di Pilpres 2009. Sementara PKS mendukung Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019.

"PDIP, misalnya: pernah menyandingkannya dengan Megawati dalam Pilpres 2009, bahkan menyebutnya 'Putra Terbaik Bangsa'," ujar Rachland.

"Atau PKS, partai pengusung Anies Baswedan saat ini: dua kali mengusung Prabowo dalam Pilpres 2014 dan 2019," sambungnya.

Dia juga mengungkit sosok Anies Baswedan yang di Pilpres 2024 berkompetisi dengan Prabowo. Anies di Pilkada DKI Jakarta 2017 didukung Prabowo.

"Anies sendiri pernah didukung Prabowo ketika maju menjadi Gubernur DKI. Saat itu, ia tak terdengar menyoal luas tanah yang dikuasakan negara pada Prabowo. Anies berubah menyerang Prabowo saat memiliki kepentingan lain. Seolah ia telah berubah jadi juru bicara masyarakat sipil yang paling gigih," ucap Rachland.

Rachlan pun menyebut tak ada hal baru soal Prabowo. Menurutnya, yang perlu disorot adalah pihak yang memanfaatkan aspirasi rakyat demi kepentingan politiknya.

"Sebaliknya, perlu lebih banyak sorotan terhadap mereka yang menggunakan teriakan keadilan rakyat cuma sebagai bahan permainan politik lima tahunan, lalu segera melupakannya saat kompetisi usai," imbuhnya.

Penulis :
Khalied Malvino