
Pantau - Di tengah ketegangan dagang dengan Amerika Serikat, posisi Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk AS masih kosong sejak hampir dua tahun terakhir, tepatnya setelah Rosan Roeslani dipanggil kembali ke Jakarta dan dilantik sebagai Wakil Menteri BUMN pada 17 Juli 2023.
Rosan sebelumnya menjabat sebagai Dubes RI untuk AS sejak 25 Oktober 2021, dan kini telah menjabat sebagai Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Hingga kini, belum ada pengganti resmi yang ditunjuk untuk mengisi posisi strategis tersebut, yang menjadi sorotan publik karena kekosongan itu terjadi di saat Indonesia tengah melakukan negosiasi dagang penting dengan AS terkait tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.
Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arif Havas Oegroseno, menyebut kekosongan ini terjadi akibat transisi pemerintahan dan meyakini tidak akan mengganggu proses perundingan.
Menurutnya, negosiasi dilakukan dalam format high level, dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
4 Strategi Diplomasi Ekonomi RI: Dari TIFA hingga Insentif Fiskal
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan paket negosiasi yang mencakup empat poin utama untuk menghadapi kebijakan tarif resiprokal dari AS.
Pertama, revitalisasi perjanjian kerja sama perdagangan dan investasi (Trade & Investment Framework Agreement/TIFA) yang telah usang sejak ditandatangani pada 1996.
Kedua, deregulasi Non-Tariff Measures (NTMs), termasuk relaksasi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor TIK, serta evaluasi terhadap kebijakan pelarangan atau pembatasan ekspor-impor tertentu.
Ketiga, peningkatan impor dan investasi dari AS, khususnya melalui pembelian produk energi seperti minyak dan gas.
Keempat, pemberian insentif fiskal dan non-fiskal seperti penurunan tarif bea masuk, PPh impor, dan PPN impor, demi menjaga daya saing ekspor Indonesia ke AS.
Airlangga menyatakan bahwa Indonesia akan tetap menempuh jalur diplomasi dan tidak mengambil langkah retaliasi atas tarif yang dikenakan oleh AS.
Sebelum bertemu langsung dengan pihak AS, pemerintah Indonesia akan lebih dahulu menyelaraskan sikap bersama dengan negara-negara ASEAN dalam pertemuan pada 10 April 2025.
Menteri Perdagangan RI telah melakukan komunikasi awal dengan Malaysia, Singapura, dan Kamboja untuk mengkalibrasi respons regional terhadap kebijakan dagang AS.
Airlangga menambahkan, nilai perdagangan Indonesia-AS bisa mencapai 18 miliar dolar AS, dengan komoditas utama seperti gandum, katun, dan migas.
- Penulis :
- Pantau Community