billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Politik

Indonesia dan Tatanan Dunia Baru: Peran Strategis dalam BRICS dan Shanghai Cooperation Organisation

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Indonesia dan Tatanan Dunia Baru: Peran Strategis dalam BRICS dan Shanghai Cooperation Organisation
Foto: Indonesia perkuat posisi global lewat keanggotaan BRICS dan penjajakan peran strategis di SCO sebagai respons atas dinamika dunia multipolar.

Pantau - Setelah berakhirnya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, dunia menyaksikan dominasi kekuatan Barat yang tetap mempertahankan NATO sebagai pilar utama pertahanan di kawasan Atlantik Utara.

Dominasi unipolar ini menimbulkan kekhawatiran dari negara-negara non-Barat, yang kemudian mendorong terbentuknya kerja sama multilateral seperti Shanghai Cooperation Organisation (SCO) dan BRICS sebagai upaya menciptakan keseimbangan kekuatan global.

Indonesia secara resmi bergabung dalam BRICS pada 6 Januari 2025 untuk memperkuat kerja sama ekonomi di antara negara-negara berkembang dan mendorong sistem perdagangan global yang lebih adil dan setara.

SCO dan Kepentingan Strategis Indonesia

SCO, yang awalnya berdiri sebagai Shanghai Five pada tahun 1996, berubah menjadi SCO pada 2001 setelah Uzbekistan bergabung, kini telah berkembang menjadi organisasi regional terbesar di dunia dengan 10 anggota penuh—termasuk India, Pakistan, dan Iran—yang mewakili 60 persen wilayah Eurasia dan seperempat ekonomi global.

Organisasi ini bertujuan menangani berbagai tantangan geopolitik, geoekonomi, dan geostrategis di kawasan Eurasia, termasuk kerja sama dengan lembaga internasional seperti PBB, ASEAN, dan UNODC.

SCO juga memiliki struktur antiteror yang dikenal sebagai RATS (Regional Anti-Terrorist Structure), yang berkantor di Tashkent, Uzbekistan, dan fokus pada isu terorisme, separatisme, ekstremisme, serta kejahatan siber dan forensik digital.

Dalam KTT SCO di Dushanbe, para anggota menegaskan komitmen mereka menolak intervensi asing atas nama kemanusiaan dan mendukung kedaulatan serta stabilitas sosial negara-negara anggota, sebuah sikap yang sejalan dengan amanat Pembukaan UUD 1945 Indonesia.

Bagi Indonesia, yang tengah menghadapi tantangan seperti separatisme, kerawanan perbatasan, serta penyelundupan narkoba, SCO menjadi forum penting dalam menjaga kedaulatan nasional dan stabilitas dalam negeri.

Indonesia tidak ingin mengulangi pengalaman pahit kehilangan wilayah seperti Sipadan, Ligitan, dan Timor Timur, serta melihat SCO sebagai forum yang relevan dalam menangkal ancaman transnasional, termasuk terorisme lintas negara.

Tantangan dan Peluang dalam Dunia Multipolar

Meski bergabung dalam BRICS menjadi langkah positif bagi Indonesia, keterlibatan dalam forum multilateral seperti Belt and Road Initiative (BRI) perlu ditinjau secara kritis karena risiko transparansi rendah dan potensi jeratan utang yang dialami sejumlah negara seperti Tajikistan, Kirgistan, Iran, Rusia, dan Pakistan.

Indonesia, sebagai negara dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif, perlu menilai partisipasinya dalam berbagai forum global berdasarkan dinamika kepentingan geopolitik dan geoekonomi yang terus berubah.

Keikutsertaan dalam organisasi internasional seperti BRICS dan SCO memberi peluang besar bagi Indonesia untuk memproyeksikan kepentingan strategis nasional, mempererat ikatan budaya dan peradaban, serta mengukuhkan posisinya dalam tatanan dunia multipolar yang tengah terbentuk.

Penulis :
Pantau Community